Belajar Menjadi Menyenangkan
Mengapa saya tulis kata "menyenangkan" sebagai penutup? Saya yakin kata ini adalah alasan terbesar dari kerinduan yang ingin diungkapkan oleh anak-anak hari ini. Selain rindu dengan sekolah, anak-anak juga rindu untuk bercengkramah dengan alam, belajar bersama alam.
Sebelum corona melanda, saya juga merasa lebih mudah menuangkan materi pelajaran saat anak-anak berada di alam (di taman baru belakang sekolah waktu itu). Anak lebih cepat menangkap materi pelajaran, dan waktu juga sangat cepat berlalu.
Kiranya, kemudahan ini juga dirasakan oleh Pak Redi. Terlebih lagi beliau mengajar di bidang olahraga. Olahraga bagi SD, capaiannya tidaklah muluk-muluk. Tuntutan utama pembelajarannya adalah sehat dan menyenangkan.
Inilah mengapa sebutan pelajaran olahraga untuk SD adalah Penjasorkes, alias pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Tidak mutlak ada tuntunan skill di sini melainkan hanya mengutamakan kesehatan jasmani, rohani, dan kebahagiaan anak-anak.
Alam menyediakan kebahagiaan itu, dan alam pulalah yang memberikan kita segenap fasilitas-fasilitasnya. Kita dan anak-anak hanya perlu hadir, jumpa dan lebih dekat dengan alam. Itulah kebahagiaan guru dan anak-anak, dan itu jugalah saat-saat yang menyenangkan untuk belajar.
Sayangnya, kata "menyenangkan" saat ini sedang dipinjam oleh virus corona. Sudah cukup lama, bahkan bulan Ramadhan kali ini pun mau direnggutnya.
Maka dari itu, lagi-lagi mari kita berdoa agar corona segera pergi dan mengembalikan kesenangan anak-anak di bumi Indonesia. Perjuangan belum usai, mari berjuang bersama perangi corona. Semangat!
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H