Yang jelas, berapa pun manfaat yang dipaparkan kunci utama tergapainya bergantung pada perhatian dan kontribusi para orang tua di rumah. Jelas saja, biarpun materi pelajaran di TVRI bagus dan mantap, jika siswa tak menonton atau suka gonta-ganti channel, untuk apa?
Para siswa belajar dari rumah via TVRI, orang tua bisa menemani anak-anaknya, orang tua bisa mengajak anak-anaknya melakukan refleksi dari pembelajaran, sedangkan para guru bisa mengontrol hingga menampung keluh-kesah pembelajaran.
Kebijakan Mas Nadiem untuk ikut menggandeng TVRI kiranya cukup bijaksana dan boleh dibilang populer. Biarpun kesannya seiras dengan pembelajaran di tahun 2000-an, bukan berarti media televisi tidak efektif.
Keberadaan layanan pendidikan via siaran televisi sangat membantu seluruh kalangan siswa di Indonesia. Di daerah yang sudah bersinyal, siswa bisa live streaming TVRI. Di daerah lemah sinyal, siswa tetap bisa menyaksikan dari televisi.
Sejatinya, inilah sebutan dan makna terdalam dari era Merdeka Belajar. Kita bukan saja berbicara soal digitalisasi dan pembelajaran era kekinian, melainkan juga berbicara tentang pendidikan untuk semua siswa.
Kesenjangan pendidikan mungkin menyulitkan, keberadaan corona juga demikian. Tapi, sesulit apapun keadaannya, semua siswa berhak atas pendidikan.
Salam Edukasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H