Kebetulan sekali waktu itu kami kelas 3 dan ada tugas praktik sambung tanaman sebagai salah satu prasyarat kelulusan. Saya sendiri mencoba untuk menyambung tanaman rimbang dengan tanaman terong. Cukup banyak waktu itu, ada sekitar 8 sambung.
Teman-teman saya ada yang menyambung bunga mawar, bunga bougenville dan ada pula yang tidak menyambung satu tanaman pun. Mereka sudah berkali-kali mencoba, tapi tanaman tidak jadi alias tidak tumbuh.
Sontak saja, banyak dari mereka yang singgah ke rumah saya dengan membawa bunga bougenville dan bunga mawar. Saya awalnya heran karena yang singgah adalah para perempuan kelas sebelah. Saya kira mereka jatuh cinta, eh gak tahunya mau belajar teknik mengenten! Hohoho
Kiranya, cukup banyak maslahat tv Edukasi waktu itu. Bisa dibayangkan jika saat itu tvE belum ada, bisa-bisa saya dan teman-teman tidak lulus ujian praktik.
Dan hari ini, sepertinya Mas Nadiem mengharapkan tuah televisi agar kembali bermaslahat. Efek corona dan senjangnya pendidikan kita, mau tidak mau Mas Nadiem mesti menggandeng televisi untuk ikut mendidik siswa dari rumah. Darinya, digandenglah TVRI.
Tajuk utamanya adalah Belajar dari Rumah dengan rencana program dimulai pada Senin, 13 April 2020 hingga Juli 2020. Cukup lama tampaknya, semoga saja corona segera berakhir karena pasti anak-anak akan lebih nyaman belajar di sekolah.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menjelaskan lebih detail mengenai program Belajar dari Rumah di TVRI. Jadwal di hari Senin-Jumat difokuskan untuk pembelajaran dengan total durasi tiga jam per hari untuk semua tayangan.
"Jadi masing-masing ada setengah jam. Setengah jam untuk PAUD, setengah jam untuk kelas 1 sampai kelas 3 SD, setengah jam untuk kelas 4 sampai kelas 6 SD, dan setengah jam masing-masing untuk SMP, SMA, dan parenting," tutur Hilmar.
Agaknya progam belajar dari rumah via TVRI manfaatnya lebih banyak daripada sekadar pemberian tugas. Kemendikbud sendiri, menyampaikan ada 5 manfaat utama program ini:
- Program di TVRI ini untuk PAUD, pendidikan dasar dan menengah, guru dan orang tua.
- Siswa dapat tontonan informatif dan bisa terus aktif.
- Orang tua tidak bingung mencari kegiatan untuk anak, serta mampu menambah ilmu pengasuhan anak.
- Guru sangat terbantu, ada PR yang menyenangkan dan ringan, juga menambah wawasan.
- Semakin mengenal budaya Indonesia dan menyaksikan film-film terbaik Indonesia.
Jika boleh menambahkan, rasanya saya ingin menyertakan "nostalgia media pembelajaran tahun 2000-an di era Merdeka Belajar" pada manfaat nomor 6. Tapi, uraian penyampaian Kemendikbud di atas kiranya sudah cukup komplit.