Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Derita Mantan dan Fenomena Kaum Laki-laki yang Sering Dicap "Gombal Lovers"

6 April 2020   23:21 Diperbarui: 6 April 2020   23:20 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"By the way, apa kabar kalian para mantan?"

"Apakah kalian masih setia duduk bersama lamunan indah masa lalu sembari stalking medsos si dia?"

"Atau, sudah ada yang baru?"

Sungguh terserah dan suka-suka para mantan, kali ya? Yang penting mereka senang, bahagia, gembira, ria, girang, ceria, hingga saya pun ikut sukaria. Begitulah semestinya bersikap, senang melihat orang senang, dan empati saat melihat orang susah.

Sebutan mantan alias bekas pemangku jabatan dalam kisah percintaan biasanya dinobatkan setelah seseorang mendapatkan berbagai kejutan kenyataan.

Entah itu soal si dia yang sudah tak cinta lagi, si doi yang kedapatan selingkuh, atau soal si beliau yang mengaku sudah dapat cinta baru.

Sayangnya, berbagai kejutan ini kebanyakan malah membuat para kekasih mengambil label mantan dengan berat hati sandi asma menderita.

Terang saja, ditinggalkan seorang kekasih pada saat lagi sayang-sayangnya akan begitu sakit jika dirasa. Ibaratkan jatuh dari sumur setinggi 2 meter, jika bukan karena ajal kita tidak akan langsung mati. Paling-paling hanya mengalami luka, lecet hingga patah kaki.

Lebih dari itu, yang semakin membuat para mantan menderita adalah sedawai penyesalan. Sesal mengapa dulu bisa semudah itu jatuh cinta, kecewa mengapa dulu langsung saja terima bunga, dan berawai mengapa dulu harus terus makan bakso bersama dengan kuah romantisme.

Lagi-lagi tidak disangkal bahwa cinta itu senantiasa membutakan hingga seseorang yang menyelam di dalamnya tidak sadar bahwa ia sudah tertelan air derita. Tidak laki-laki, pun juga perempuan.

Laki-laki sibuk menghabiskan waktunya untuk membongkar uang tabungan dan berbelas kasih dengan orang tua hanya demi mempersembahkan cokelat, makan siomay serta jalan-jalan dengan pacarnya.

Perempuan? Mungkin ia sibuk gonta-ganti warna hijab, giat dandan, kabur dari tugas cuci piring, hingga menghabiskan make up.

Terang saja, siapa yang tidak ingin tampil sempurna di depan pasangannya? Biarpun hanya sekadar pacar, jika yang tertuang dalam relung hati adalah cinta monyet, maka perbaikan penampilan secara fisik akan terus diperjuangkan. Sampai kapan? Sampai putus, hahaha

Ya, beruntung jika cinta itu berakhir dengan menikah. Tajuk derita akan berubah jadi headline yang terpampang besar dengan judul "Samawa". Duh, So Sweet!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun