Artinya, jangankan mau berbicara semangat literasi, buku pelajaran yang wajib saja malas mereka ambil. Kalaupun sudah diambil, entah dibaca atau tidak. Dan juga, bagaimana dengan nasib tas serta ransel mereka? Tiap semester bisa ganti-ganti, kali ya!
Isi Buku Pelajaran Mau Dirombak? Bagus, deh!
Buku pelajaran banyak bahkan sampai dua tas, tapi karakter siswa segitu-segitu aja? Sepertinya ada yang salah dari buku-buku itu. Entah tentang muatan pembelajaran karakternya, tentang ketebalan bukunya, atau tentang minat belajar di dalamnya semua patut untuk dikaji.
Buku yang tebal tapi kurang muatan, barangkali bisa dipangkas dan dipadatkan. Hal ini juga jadi pembahasan Mas Nadiem bersama Kemendikbud.
"Apakah artinya mata pelajaran dikurangi atau konten per mata pelajaran dikecilkan? Ini masih dikaji tim kami. Jadinya saya belum bisa jawab. Tapi yang sudah jelas beban siswa dengan jumlah konten dan bahan yang banyak sekali pasti akan kita tangani."Â jelas Mas Nadiem.
Jika isi buku yang dirombak, agaknya tidak masalah. Tapi, jika mata pelajaran yang dirombak atau dikecilkan, ini yang bisa menjadi masalah besar. Terang saja, jika mata pelajaran disedikitkan, guru-guru mapel akan ditaruh ke mana? Lagi, Mas Nadiem mesti mengkajinya.
Bahkan, jika menimbang kenyataan hari ini agaknya mata pelajaran akan lebih bagus jika ditambah. Ada Prakarya, Kewirausahaan, hingga Bahasa Daerah (Muatan Lokal) kiranya patut untuk dipertahankan.
Tapi, kembali membahas keinginan Mas Nadiem, yang mungkin akan menemui titik terang di sini adalah soal perbaikan isi buku. Jujur saja, isi buku kurikulum 2013 hari ini cukup membingungkan, terutama bagi guru dan siswa tingkat SD.
Di sana ada pembelajaran Tematik yang mata pelajarannya dikelompokkan ke dalam beberapa tema. Isinya seperti es campur, karena setiap kali ganti halaman berganti pula mata pelajaran.
Di satu sisi, niatnya memang bagus karena berusaha untuk mengaitkan materi ke dalam beberapa mata pelajaran. Misalnya seperti materi longsor, muatannya ada pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan PKn.
Tapi di sisi lain, siswa akan kebingungan jika ditanya hari ini belajar mata pelajaran apa. Selain itu materi berikutnya hanya akan berganti tema sehingga siswa tambah terbebani saat ujian semester tiba.