Ya, pasti suka itu. Tak terhitung tumpukan penat jika siswa selalu dihadapkan dengan guru-guru yang super disiplin. Bergerak sedikit, marah. Toleh kanan sebentar, marah. Akhirnya, mau permisi ke toilet saja susah dan ketika pelajaran usai, semua badan pegal semua.
Dari sinilah kemudian siswa butuh guru-guru yang cukup humoris dan santai dalam mengajar. Humoris untuk mengusik ketegangan dan ketakutan siswa, santai untuk membuat siswa lebih luwes dan fleksibel dalam berpikir.
Nah, sekarang siswa sudah cukup puas dengan penawaran kriteria-kriteria ini, kan?
Tapi nyatanya, beberapa kriteria yang sudah tersebut di atas belumlah menjadikan seorang guru layak dicap sebagai "guru idaman". Mengapa? Karena ada beberapa kriteria utama yang belum terpenuhi. Lalu, guru idaman semestinya seperti apa?
Di sana tertera harapan bahwa guru bertugas membentuk para siswa agar menjadi seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari tugas-tugas ini, bisa dibayangkan betapa besar harapan negara kepada para generasi penerus bangsa. Dan dari harapan-harapan ini, sebagian besar tanggung jawabnya juga dibebankan kepada para guru. Lalu, guru seperti apa yang mampu mewujudkannya?
Tentu saja guru yang memenuhi kriteria sebagai seseorang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jika kriteria-kriteria ini sudah dimiliki secara penuh oleh para guru, maka jadilah mereka sebagai guru idaman.
Guru yang ganteng dan cantik dari segi karakter, akhlak, adab dan perilaku. Guru yang pengertian, humoris dan kekinian dari segi kecakapan, ilmu dan kreativitas. Serta guru yang mampu mengubah karakter siswa dari yang buruk ke yang baik. Itulah harapan kita semua.
Dan untuk siswa di seluruh Indonesia, guru baru dan guru lama sama baiknya. Selama teladan dan akhlak mulia yang guru ajarkan, selama itu pula siswa mesti menurutinya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H