Hingga saat ini, Italia menjadi negara dengan catatan kematian tertinggi coronavirus dalam sehari. Tepatnya pada Sabtu (21/03/2020) kemarin, sudah ada 793 korban meninggal. Sungguh miris, ini kenaikan yang amat drastis.
Angka ini naik 19,6 % setelah sehari sebelumnya melaporkan 627 kematian dalam 24 jam terakhir. Jika ditambah dengan kasus hari Sabtu, maka total kematian coronavirus Italia mencapai 4.825 atau yang tertinggi di dunia. (tempo.co)
Karenanya, wajar bila kemudian pertandingan Liga Italia musim 2019/2020 harus ditunda sementara waktu. Dengan catatan tinggi coronavirus, jangankan pemain bola dan suporter sepak bola, semua warga Italia pun bisa terjangkit corona jika tak waspada.
Tambah lagi, saat ini sudah ada beberapa pemain bintang Serie A yang positif corona. Mulai dari Daniele Rugani (Juventus), Blaise Matuidi (Juventus), Patrick Cutrone (Fiorentina), Manolo Gabbiadini (Sampdoria), dan terbaru ada Paulo Dybala (Juventus).
Pemain Serie A lainnya seperti Omar Colley (Sampdoria), Albin Ekdal (Sampdoria), Antonino La Gumino (Sampdoria), Morten Thorsby (Sampdoria), Fabio DePaoli (Sampdoria), Bartosz Bereszynski (Sampdoria), Germn Pezzella (Fiorentina), Dusan Vlahovic (Fiorentina) dan Mattia Zaccagni (Verona) juga positif coronavirus. (liputan6.com)
Total, sudah ada 14 pemain Serie A yang terkena coronavirus. Klub Sampdoria memiliki pemain dengan kasus corona terbanyak (7 pemain), disusul Juventus dan Fiorentina (3 pemain), serta terakhir, Verona (1 pemain).
Ngerinya, untuk kasus Dybala sebenarnya pihak klub sudah memastikan bahwa ia sehat-sehat saja. Tapi, tes medis mengatakan lain dan ternyata Dybala positif corona. Tidak ada gejala yang berarti. Namun apa mau dikata, penyerang Juventus ini harus menjalankan isolasi diri.
Atas kejadian ini, dapat dikatakan bahwa Italia belum sepenuhnya aman dari coronavirus. Biarpun sudah menjalankan lockdown selama dua minggu, tidak serta-merta Serie A sudah bisa segera digelar.
Beberapa Klub Serie A Ngebet Latihan
Meski kisah coronavirus di Italia belum selesai, beberapa Klub Serie A sudah merencanakan program latihan sebagai persiapan penghabisan musim.
Inter Milan misalnya, walau saat ini Inter masih dalam masa karantina coronavirus hingga 25 Maret mendatang, Â La Stampa mengabarkan jika Inter menjadi salah satu tim yang berharap bisa kembali memulai sesi latihan pada awal April 2020. (Nerrazzuriale.id)
Buru-buru kesannya, padahal petugas medis menyarankan agar klub tak menggelar sesi latihan setidaknya hingga 13 April mendatang.
Tak hanya Inter seorang, Napoli dan Lazio juga dikabarkan ingin menggelar sesi latihan lebih cepat.
Napoli dalam situs resminya mengumumkan akan menggelar sesi latihan reguler pada Rabu (25/03/2020) di Castel Volturno. Sedangkan Lazio, lebih berani lagi. (cnnindonesia.com)
Immobile dkk menjadi sorotan karena tetap menggelar sesi latihan di saat coronavirus menyerang. Padahal, Pemerintah Italia telah menangguhkan seluruh event olahraga yang ada di negaranya dan menginstruksikan seluruh warga untuk melakukan isolasi mandiri. (okezone.com)
Belum selesai, pada Rabu (18/03/2020) kemarin pihak Cagliari mengutarakan bahwa tim pertama mereka juga akan melakukan latihan dalam grup-grup kecil pada Senin (23/03/2020) nanti.
Agaknya terlalu ambisius dan bersemangat. Barangkali, keinginan kuat untuk menggelar latihan ini tidak lepas dari pernyataan Menteri Olahraga Italia yang menyakini bahwa Serie A bisa digelar kembali di awal Mei. (republika.co.id)
Memang, takkan ada kebakaran jika tidak muncul api. Italia sejatinya masih dirundung pilu dan kesedihan yang mendalam. Meski pelaksanaan kembali Serie A sudah ada dalam tajuk rencana, namun jika situasi Italia belum kondusif dan membaik, maka liga tetap akan ditangguhkan.
Presiden AIC Sebut Presiden Klub Serie A Berlagak Seperti Musisi di Film Titanic
Keinginan beberapa klub Serie A untuk buru-buru merumput di lapangan malah mendapat kecaman dari beberapa pihak. Penentangan ini salah satunya datang dari Presiden Asosiasi Pesepakbola Italia (AIC), Damiano Tommasi.
Tommasi menganggap bahwa entah apa yang para presiden klub Serie A pikirkan hingga mereka ingin melakukan sesuatu yang berbahaya. Ia juga menyindir para petinggi klub Serie A dengan menyebut mereka musisi di film Titanic.
"Saya mengibaratkan beberapa presiden klub yang menginginkan skuatnya segera bisa kembali berlatih seperti para musisi di film Titanic yang tetap terus bermain di saat kapal tenggelam."Â (nerrazzuriale.id)
Pengibaratan ini kiranya cukup cocok. Jika saja presiden di beberapa klub Serie A tetap ingin pemainnya berlatih di tengah coronavirus, maka sama saja mereka membawa negara Italia berselancar dan kemudian menabrak gunung es, persis seperti tragedi Titanic.
Bukan hanya pihak klub yang celaka, melainkan akan mencelakakan seluruh warga sepak bola dan mayoritas penduduk Italia pada umumnya.
Memang, tidak dimungkiri bahwa para pemain yang sudah lama tidak merumput akan terganggu kebugarannya. Klub serta pihak sponsor juga akan terganggu secara finansial. Tapi, lebih bijak kiranya jika perihal ini jangan terlalu digaungkan terlebih dahulu.
Italia butuh kondusivitas dan kepastian bahwa coronavirus sudah tamat, begitu pula dengan kondisi kesehatan warganya. Serie A kiranya juga demikian, maka dari itulah masing-masing klub perlu merendahkan egonya terlebih dahulu.
Salam Olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H