Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bahwa pada saat Rasul menyampaikan peristiwa Isra' Mi'raj ini, maka muncullah banyak keraguan manusia saat itu, dan yang paling senang adalah Abu Jahal. Mengapa senang? Karena momentum itu, Abu Jahal bisa kembali "menusuk" Rasul.
Akhirnya, dari situlah orang-orang yang ragu menjadi semakin ingkar kepada Nabi, yang ingkar semakin marah kepada Nabi, dan yang yakin semakin ragu kepada Nabi.
Kecuali? Tinggal satu orang, yang bernama Abu Bakar. Abu Bakar tetap mempercayai Rasul di saat orang-orang mulai ragu dan mengingkari. Betapa tingginya keyakinan Abu Bakar kepada Allah melalui Nabi Muhammad, betapa tidak goyahnya iman beliau dengan selalu membenarkan Rasul SAW, dan itulah makna terdalam dari gelar As-Shiddiq.
Akhirnya, didapatlah pelajaran yang sangat berharga bahwa setiap cobaan yang berat akan berakhir dengan kemuliaan, selama cobaan itu dihadapi dengan keteguhan hati dan iman yang kuat kepada Allah SWT.
Seorang Rasul, setelah ditimpakan cobaan yang begitu berat beliau lalu diangkat ke tempat yang mulia untuk mengadakan pertemuan dengan Allah. Allah sediakan tempat yang tinggi dan mulia, Allah turunkan perintah dan kemuliaan yang bernama Shalat sebagai pembuka pintu surga.
Kehadiran coronavirus saat ini seakan jadi ajang seleksi bagi seluruh manusia. Makin taat atau makin ingkar, makin dekat atau makin jauh kepada Allah. Perilaku makin taat dan makin dekat kepada Allah, itulah jalan mencapai kemuliaan sebagai hamba.
Barangkali, akhir-akhir ini banyak orang bersedih karena tidak bisa ikut kajian, berduka karena tidak bisa ke masjid, hingga galau karena tidak bisa melaksanakan Sholat Jumat. Tapi, pertanyaannya adalah:
"Apakah mereka yang bersedih, selama ini sudah sering ikut kajian?"
"Apakah mereka yang berduka, selama ini selalu menyempatkan beribadah ke masjid?"
"Apakah mereka yang galau, selama ini sudah tidak bolong-bolong Sholat Jumatnya?"
Saat kita menjawab pertanyaan ini lalu tersadar, maka tersingkaplah betapa banyak kerugian dan kelalaian yang menjauhkan diri dari kemuliaan.
Beruntungnya, kita masih diberikan kesempatan untuk bertaubat, diberikan waktu untuk memperbaiki diri, serta diberikan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari berbagai fenomena.