Tidak bisa dibayangkan oleh akal, bukan? Mbah Google saja menyebutkan bahwa jarak kedua masjid ini adalah 1.462,9 km. Okelah, hari ini kita sudah punya pesawat hingga jarak ribuan kilometer bisa ditempuh secepatnya. Tapi dulu pada zaman nabi, cuma ada unta, kan?
Maka darinya, hanya dengan imanlah kita bisa merenungkan ini. hanya dengan iman pulalah kita bisa menyadarkan diri bahwa hadirnya coronavirus merupakan ujian dari Allah.
Sesudah Cobaan Ada Kemuliaan
Coronavirus bukanlah wabah yang main-main, buktinya sudah ratusan negara tercemar dan menurut data yang dikumpulkan oleh John Hopkins University per Sabtu (21/3/2020) pagi, jumlah total kasus virus corona Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 271.629 kasus.
Dari kasus-kasus tersebut, terjadi 11.282 kematian dengan 87.403 pasien sembuh. Angka ini sungguh mengerikan dan sudah bisa dikatakan sebagai kematian massal.
Di masa Sahabat, wabah mengerikan juga pernah terjadi dengan sebutan Tha'un. Nabi sendiri mengibaratkan kematian massal akibat wabah ini bagaikan kambing yang tiba-tiba mati. (Hadis Riwayat Al-Bukhari No. 3176 dikutip dari kitab Ensiklopedia Akhir Zaman karya Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh)
Walaupun kejadian ini berbeda zaman, namun solusinya tetaplah sama. Ada solusi lahiriah, ada solusi batiniyah. Secara lahiriyah penduduk bumi mencegah dengan ikhtiar seperti social distancing, dan secara batiniah kita selalu berdoa, bersabar, serta selalu berbaik sangka kepada Allah.
Kembali kepada refleksi Isra' Mi'raj di tengah wabah coronavirus, agaknya cobaan ini mesti kita yakini bahwa akan ada kemuliaan setelahnya. Cobaan dari Allah memang bertingkat-tingkat dan tiap-tiap darinya akan membuat umat naik kelas menuju kemuliaan alias takwa.
Mengapa kok mulia? Lagi, sebelum Nabi Muhammad melaksanakan Isra' Mi'raj, beliau sedang tertimpa kesedihan dan cobaan yang berat. Rasul SAW ditinggalkan oleh Abu Thalib dan istri tercinta, Khadijah. Rasul pula berkali-kali ditentang oleh kaum kafir Quraisy.
Atas kesedihan ini, Allah lalu menghibur Nabi Muhammad dan memerintahkan malaikat Jibril untuk mengajak Nabi mengadakan Isra' Mi'raj dengan menaiki Buroq. Melewati 7 lapis langit, Sidratul Muntaha, dan sampailah di tempat istimewa bernama Mustawa.
Di sanalah Rasul menjemput perintah Shalat dari yang jumlahnya 50 waktu menjadi 5 waktu. Subhanallah, hanya Allah semata yang memiliki kuasa atas perjalanan luar biasa ini.
Setelah perjalanan Isra' Mi'raj, Nabi Muhammad kemudian menyampaikan kepada umat manusia dengan naik ke atas Jabal Qubais bahwa beliau telah melaksanakan Isra' Mi'raj. Nah, di sinilah seleksi kemuliaan itu dimulai.