Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perenungan Isra' Mi'raj: Sesudah Cobaan Ada Kemuliaan

21 Maret 2020   17:36 Diperbarui: 21 Maret 2020   17:46 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjidil Aqsa. harianhaluan.com

Tidak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Baru kemarin kita masuk tahun baru 2020, baru kemarin kita mendengar bencana banjir yang memilukan, baru kemarin juga dunia tertimpa musibah yang bernama coronavirus.

Dan, pada 22 Maret 2020 kita akan duduk pada almanak merah bertanggal 27 Rajab penanda Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Barangkali, sebagian orang tidak lagi memperhatikan kapan tanggal merah karena lebih fokus kepada social distancing maupun Lockdown. Lumrah kiranya, saat kita hitung berapa jumlah bencana tahun ini, saat itu pula ada rasa berat terhadap ujian yang sedang Allah timpakan.

Meski demikian beratnya cobaan hidup hari ini, ada baiknya kita tetap memanfaatkan momentum Isra Mi'raj untuk membilas kembali hati dan iman yang sudah keruh.

Saya pula baru tersadar akan momentum Isra' Mi'raj ini pada malam tadi, tepatnya saat teman saya yang bernama Sopian Ependi mengirimkan lantunan tilawah Qur'an Surah Al-Isra' ayat 1.

Beliau ingin saya mengoreksi bacaannya, sudah pas menurut kaidah tajwid atau belum. Sembari mendengarkan ayat dan mengomentari bacaan Qur'an yang berisikan penjelasan Isra' Mi'raj ini, saya pun tertarik untuk kembali menuangkan refleksinya dalam tulisan.

Sadar atau tidak, momentum Isra' Mi'raj kali ini begitu pas dengan cobaan berat yang penduduk bumi alami. Mungkin, admin Kompasiana sudah keduluan sadar daripada saya hingga momentum Isra Mi'raj dijadikan topik pilihan. Hehehe

Meski demikian, sadar saja tidak cukup. Sadar kemudian berkomentar, juga tidak cukup. Apalagi jika perkara iman seperti ini kita sandingkan dengan bencana coronavirus. Mengapa?

Isra' Mi'raj bukanlah suatu kisah atau kejadian yang bisa sepenuhnya dimakan oleh akal. Maka darinya, sebelum ingin berkomentar dan memaknai peristiwa ini kita perlu yakin terlebih dahulu. Meyakini dahulu karena ini adalah peristiwa iman, baru berkomentar kemudian.

Perintah meyakini Isra' Mi'raj sudah Allah tuangkan di awal ayat pertama Surah Al-Isra' ayat 1, tepatnya pada kalimat "Subhaana".

Kalimat Subhaana yang berarti "Maha Suci Allah" adalah penegasan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj hanya bisa diyakini oleh iman kita dan belum bisa ditangkap oleh akal.

Atas dasar perintah yakin inilah kemudian ada penjelasan bahwa Nabi Muhammad telah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hanya dalam satu malam, dilanjutkan dengan perjalanan menembus langit untuk menjemput ibadah Sholat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun