Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kadang, Pamer di Medsos Bisa Menjadikan Keirian Netizen Lebih "Kreatif"

17 Maret 2020   20:46 Diperbarui: 17 Maret 2020   20:52 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa edit privasi postingan "Hanya Teman", "Berhenti Mengikuti", dan bisa pula sampai "Blokir Teman". Mengesalkan memang. Sudah kurang kerjaan, kehilangan teman, bermusuhan pula!

Pamer dan Iri, Penyakit Hati yang Mesti Disembuhkan

kompas.com
kompas.com

Dari uraian kisah di atas, sebenarnya baik pelaku pamer maupun netizen yang iri keduanya sama-sama salah dan sakit.

Pengunggah foto di dekat mobil baru bersalah karena secara tidak sadar ia sudah memancing kecemburuan seisi dunia maya. Pengiri juga bersalah, karena ia terlalu sibuk dengan kehidupan orang lain.

Pengunggah foto sudah terserang penyakit pamer karena jika memang niatnya adalah promosi, mengapa malah lebih mengenalkan mobil daripada tempat makannya. Dan, pengiri juga sedang sakit, karena hatinya belum naik level alias naik kelas.

Mengenai sikap pamer, seringkali mudah disamakan dengan sikap bangga. Terang saja, ketika punya sesuatu yang berharga, baru dan tidak semua orang punya maka ada sedikit rasa bangga di hati. Wajar, mungkin usaha yang ditempuh sudah terlalu lelah dan berdarah-darah.

Tapi, nyatanya antara sikap pamer dan bangga keduanya sangatlah tipis perbedaannya. Saat orang pamer, ia ingin menunjukkan kelebihannya di depan orang lain. Dan saat orang bangga, ia merasa punya keunggulan dan mulai berbesar hati.

Pamer cenderung akan mengarah kepada kesombongan, dan bangga juga hampir mendekati sombong.

"Mengapa? Kan aku tidak sombong?"

"Bukannya aku sombong, tapi!"

Dalihnya bangga, tapi dengan pernyataan "Bukannya aku sombong" malah semakin menegaskan bahwa seseorang ingin memoles kesombongannya agar lebih kreatif. Padahal, jika ingin pamer kan bisa taruh mobilnya di pameran.

Dan kemudian? Muncullah keirian yang datang dari orang sebelah. Karena melihat sebuah kesombongan, timbullah sifat dan sikap iri. Bisa jadi karena belum punya, terlalu mencolok, ataupun kesannya terlalu sombong.

Baik pamer dan iri keduanya merupakan penyakit hati yang segera harus singkirkan dari hati. Sifat pamer mesti ditekan pertumbuhannya dengan cara menyadari bahwa sesuatu yang dimiliki hanyalah titipan dan tidak akan dibawa mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun