Medsos, keberadaanmu di bumi ini agaknya begitu mampu menjelaskan keadaan dan keseharian seseorang. Dengan berbagai macam fiturmu, setiap orang semakin mudah mempublikasikan dirinya, menyibukkan dirinya, hingga memamerkan apa yang dipunya.
Unggah ini unggah itu, upload kegiatan ini upload keberhasilan itu, masing-masing darinya seringkali meninggalkan kesan yang tak selalu manis di hati netizen.
Ketika seseorang mengunggah foto dengan mobil baru di media sosial, misalnya. Mungkin niat pengunggah hanya untuk menjelaskan kepada teman-teman dunia maya bahwa dirinya sedang berada di tempat tertentu. Tapi!
Mata-mata dunia maya begitu luas dalam memandang, hingga sesuatu yang tidak ada di foto ikut menjadi biang praduganya.
"Selamat, ya! Sekarang pekerjaanmu sudah mantap, bro."
"Wuih, yang baru nikah. Sudah punya mobil baru saja, ya! Hehe"
Padahal dari foto tersebut, sang pengunggah ingin menjelaskan bahwa ia sedang makan di tempat yang baru, sekaligus promosi.
Netizen yang berteman dengannya malah menabung berbagai praduga. Sang pengunggah foto tadi dikira pinjam bank, lah! Diberi mobil oleh mertuanya, lah! Ada main-main dengan pekerjaan, lah! Dan sebagainya.
Hebatnya, sebagian pecinta dunia maya sekarang lebih profesional dan "kreatif". Mereka tak mau menyerbu postingan seseorang untuk mengkritik dengan praduga, melainkan membuat postingan baru di akunnya dengan nada-nada sindiran.
"Eh, aku sempat bingung walau sekejap. Kok bisa ya, baru kerja sudah beli mobil baru? Eh, mungkin SK-nya sudah disekolahkan. Uppss"
"Gegara postingan di Facebook yang barusan aku like, rasanya aku semakin ingin punya mertua yang kaya, deh!"
Kurang kerjaan sebenarnya. Meski begitu, agaknya kemunculan praduga dan sindiran negatif ini merupakan buah dari pamer dan keirian. Namun, keirian ini lebih kreatif karena si pengiri lebih "profesional" dalam melampiaskan ketidaksukaannya.
Coba saja jika sebelumnya ia malah mengumbar komentar iri langsung di postingan pemilik mobil, maka ia akan jadi sorotan dan malu. Tapi, walaupun ungkapan keirian ini lebih "maskulin dan kreatif", tetap saja ada undangan perang sesudahnya.
Bayangkan jika kemudian sang pengunggah foto dengan mobil baru tadi membaca postingan keirian. Bisa jadi kedua orang ini memulai peperangan di media sosial, bahkan terus berlarut hingga beberapa hari dan menggunakan berbagai media sosial lain. Endingnya?