Masih dari kubu Inter, Inter ultras dari Curva Nord juga melayangkan kritik kepada Lega Serie A dengan mengibarkan spanduk besar di depan markas mereka. Spanduk itu bertuliskan "Calciopoli, apakah ini terjadi lagi?"
Lagi-lagi keputusan penundaan laga Serie A ini pada prinsipnya adalah keputusan yang adil. Terang saja, jikapun nantinya tetap digelar tiada satupun pihak penyelenggara yang bisa memastikan keadaannya akan baik-baik saja.
Penyebaran coronavirus di Italia memang tidak bisa dianggap remeh. Mengacu pada data laporan Otoritas Perlindungan Rakyat Sipil Italia per 01 Maret 2020, sudah ada 240 kasus infeksi baru dan 8 tambahan korban meninggal. (kompas.com)
Data ini menambah total keseluruhan kasus coronavirus di Italia berada pada angka 1.128 kasus dengan 29 kematian. Bukan tidak mungkin kekhawatiran juga akan menjurus ke perekonomian negara. Secara, catatan ini menjadikan Italia sebagai negara dengan kasus corona terbesar di Eropa.
Tanpa mengenyampingkan kekhawatiran ini, ketidakpuasan akan keputusan Lega Serie A terus berdatangan. Salah satunya dari pelatih Napoli Gennaro Gattuso yang menganggap keputusan penundaan ini keliru.
"Itu tidak benar meskipun dalam keadaan darurat," (sport.sky.it)
Gattuso menyimpulkan bahwa semestinya keputusan yang diambil tidaklah berat sebelah. Â Jika harus bermain, maka bermain atau berhenti sama sekali.
Jelas saja, meskipun beberapa pertandingan seperti yang tersebut di atas tadi ditunda, laga lain di Serie A tetaplah berjalan. Di tanggal 29 Februari 2020 kemarin ada laga Lazio vs Bologna, sedangkan hari ini ada laga Napoli vs Torino dan Lecce vs Atalanta. Besok dan lusa pun ada.
Hal ini pulalah yang kiranya menjadi dalil seorang Jurnalis Fabrizio Biasin yang memberi kesan bahwa Lega Serie A seakan mengharapkan Inter tersingkir di Europa League dan Coppa Italia.
"Dalam keadaan saat ini, situasinya adalah sebagai berikut: untuk menyelamatkan yang dapat diselamatkan (kompetisi tetap berjalan sesuai jadwal berakhir pada 25 Mei waktu Indonesia), Lega Serie A harus berharap akan tersingkirnya Inter dari Europa League atau Coppa Italia. Katakan padaku apakah ini masuk akal." (Nerrazzuriale.id)
Penundaan pertandingan ini tampaknya begitu rumit hingganya menjadikan Inter berantakan. Inter yang semestinya fokus untuk menata sisa-sisa laga Serie A dengan tujuan scudetto harus dihadapkan dengan pertandingan melelahkan di bulan Mei.
Agar bisa mengejar jadwal, mau tidak mau Inter akan berlaga 3 hari sekali di bulan Mei. Inipun belum ditambah dengan laga kontra Sampdoria yang masih samar-samar.
Terlepas dari ketimpangan dan "kerusuhan" ini, kesehatan dan keamanan negeri menjadi prioritas yang tak tersanggahkan.