Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jelang Ujian, Sebaiknya Siswa SMP Tak Banyak Keluyuran

22 Februari 2020   13:31 Diperbarui: 22 Februari 2020   13:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, yang selamat dari terjangan aliran sungai yang deras saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai. kompas.com

Turut bersedih dan berduka atas kejadian yang menimpa keluarga SMPN 1 Turi. Tercatat ada ratusan siswa terseret arus saat melakukan susur sungai di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (21/02/2020).

Sejatinya, bencana seperti ini bisa dihindari apalagi sekarang musim masih penghujan. Tapi, apa mau dikata, barang sudah terjadi dan kita hanya bisa membantu, mendoakan agar korban diberikan ketabahan hati.

Hingga siang ini, Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban siswa yang hanyut di Sungai Sempor saat mengikuti kegiatan pramuka susur sungai. Hingganya, korban yang tewas jadi 9 orang.

Belum berhenti, Tim SAR gabungan saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap satu korban lagi. Jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian.

Tidak terbayangkan kesedihan yang dirasakan oleh pihak keluarga korban. Bahkan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono yang meluangkan waktu mengunjungi keluarga siswa turut menyaksikan tetes air mata kesedihan, di depan mata beliau sendiri.

Saat itu pula Sultan menyampaikan bahwa dirinya sudah meminta BPBD DIY untuk mengeluarkan surat edaran.

"Selama musim hujan ini saya mohon anak-anak sekolah tanpa melihat kelompok masyarakat, tanpa melihat pendidikan entah SD, SMP, maupun SMA untuk menghindari acara program kegiatan, baik anak sekolah, pramuka atau asosiasi apapun untuk menghindari berada di pinggir sungai apalagi punya aktivitas yang berkaitan dengan masuk ke sungai," ucapnya.

Jika mengacu pada kurikulum, pramuka memang merupakan ekstrakulikuler wajib di SMP. Saya pribadi, juga pernah menjadi salah satu pembina pramuka SMP tepatnya pada tahun 2018-2019.

Waktu itu, setiap siswa SMP kelas 7 dan kelas 8 selalu mengagendakan kegiatan pramuka berjuluk PERSAMI alias perkemahan Sabtu-Minggu.

Namun, setelah berkaca dari pengalaman tahun 2015 ternyata pelaksanaan PERSAMI mendapat banyak keluhan dan komplain dari segenap orangtua siswa. Buah dari kegiatan ini, banyak siswa yang sakit karena kurang tidur, masuk angin dan telat makan.

Akhirnya, kegiatan PERSAMI kami ganti dengan PERSARI alias perkemahan satu hari dan dilaksanakan pada bulan Januari. Kegiatannya terfokus di SMP sebagai panggung utama dan menyusuri pinggiran sawah sebagai bentuk tantangannya.

Jika musim hujan, biasanya kegiatan pramuka di luar sekolah hanya dilaksanakan di area lapangan dekat sekolah. Hanya saja, jalannya yang dibuat memutar, agar tampak lebih jauh dan menantang.

Ini tidaklah mengapa, karena sejatinya pramuka itu bukan tentang seberapa besar, susah dan terjalnya susur jalan yang ditempuh melainkan tentang kebermanfaatannya.

Di panggung sekolah, siswa bisa menampilkan pentas seni, mendirikan tenda, lomba yel-yel, lomba masak, lomba keagamaan, outbound hingga bakti lingkungan. Dan, di area dekat sekolah mereka bisa dilatih ilmu baris-berbaris.

Januari Sudah Lewat, Siswa SMP Tak Usah Lagi Banyak Keluyuran

Kembali berkaca dari kejadian SMPN 1 Turi, sebaiknya siswa SMP hari ini tak usah lagi banyak keluyuran. Terlebih lagi saat ini musim penghujan, area sungai patut untuk dihindari. Baik itu ada pembina, maupun tidak ada pembina sebaiknya memang ditunda terlebih dahulu.

Walaupun namanya ekstrakulikuler, baik sekolah maupun pembina tetap punya tanggung jawab penuh terhadap anak-anak yang dibawa. Tidak sekadar tentang keselamatan mereka, melainkan juga tentang kesehatan, jangan sampai telat makan dan juga keamanan.

Dan, karena sekarang bulan sudah lewat dari Januari, sebaiknya siswa SMP baik kelas 7, 8 dan 9 jangan dulu diajak keluyuran. Maret sudah dekat dan mereka sudah harus mempersiapkan ujian Mid semester.

Kelas 9 sudah harus fokus untuk ujian kelulusan dan mulai meninggalkan ekstrakulikuler. Bahkan, jika orangtuanya begitu perhatian, sejak naik kelas 9 siswa sudah disuruh untuk mengundurkan diri dari ekstrakulikuler.

Ekstrakulikuler memang penting, terutama dalam menyalurkan minat dan bakat siswa. termasuklah pramuka, serta ekstrakulikuler lainnya. Namun, manajemen waktu sangat penting. Jangan sampai mengganggu jam belajar atau bahkan mengurangi kesempatan belajar siswa.

Artinya, baik sekolah maupun guru pembina ekstrakulikuler diminta untuk lebih bijak. Tidak hanya SMP. PAUD, SD dan SMA juga demikian.

Jika nantinya masih ada kegiatan-kegiatan siswa di luar jam sekolah, dan dianggap bisa mengganggu jam belajar atau membahayakan, maka orangtua siswa berhak untuk menolak dan mencegah anaknya berpartisipasi.

Komunikasi dan koordinasi sebuah kegiatan tetap jadi hal yang mesti terus digaungkan. Dari guru pembina dengan kepala sekolah, dari kepala sekolah kepada siswa dan juga kepada orangtua atau wali siswa.

Meskipun kegiatan itu sebenarnya baik, namun kejelasan dan pertimbangan keselamatan tetap jadi faktor utama akan dijalankan atau sebaiknya tidak usah dilaksanakan.

Seperti halnya tabrakan antara kegiatan ekstrakulikuler dengan masa-masa ujian yang sudah dekat. Di sini, kepala sekolah bisa mengambil opsi untuk membatalkan kegiatan ekstrakulikuler, atau menundanya hingga nanti ujian selesai.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun