Begitu banyak alasan yang datang karena kesibukan, dan kata "Nanti" seakan jadi biang dari semua kesalahan itu. Padahal, salah orang itu sendiri, kan? Mengapa kata "Hari ini" selalu ia ganti dengan "Esok saja"?
Akhirnya, hari-hari terisi dengan kata nanti, nanti dan nanti. Selalu hidup berdampingan dengan nanti, tapi "nanti" malah terus tersalahkan.
Coba saja kemarin dimulai dengan kata hari ini, dan hari ini. Agaknya, kata "nanti" tadi bisa segera diartikan dengan kata yang lain, yaitu "Menunggu". Lebih tepatnya, menunggu jemputan kendaraan yang bermerek kesuksesan.
Selesaikan Apa yang Telah Dimulai
Mengapa seseorang begitu senang menunda dan menyebut kata nanti? Ada 4 alasan yang diungkapkan oleh beberapa pakar Psychology of Procrastination:
- Seseorang menaksir, terlalu banyak waktu yang tersisa untuk melakukan tugas.
- Seseorang berekspetasi terlalu tinggi.
- Seseorang meremehkan berapa lama kegiatan tertentu akan selesai.
- Seseorang secara keliru berasumsi bahwa mereka harus termotivasi dan terinspirasi terlebih dahulu untuk mengerjakan sesuatu.
Ngerinya, berawal dari empat alasan umum ini seseorang malah akan terbelenggu dengan ketidakinginan untuk memulai, ketidaktahuan untuk melakukan, ketidakpedulian untuk mengerjakan, hingga selalu menunggu waktu yang tepat tanpa gangguan.
Padahal, jika tidak segera dimulai hari ini, maka waktu yang tepat sesungguhnya tidak akan pernah ditemukan. Terang saja, saat kita menunda sesuatu karena ingin santai, seringkali kita kedatangan sesuatu yang lain hingganya tidak pernah bertemu lagi dengan kata santai.
Maka dari itulah, ada pertanyaan yang harus kita jawab sendiri: "Bagaimana dengan waktu yang terlewatkan karena tadi kita tidak ingin mengerjakan tugas hari ini?"
Sesuatu yang ini belum selesai karena sudah ditunda dan belum tahu kapan mau memulainya, sesuatu yang lain malah sudah muncul dan butuh penyelesaian yang mendesak. Lalu, bagaimana?
Jawaban dari semua ini adalah, selesaikan apa yang telah dimulai. Tuntaskan dulu satu-persatu, dan setelah beres barulah urus tugas lainnya.
Bahkan, Tuhan juga memerintahkan demikan, dalam kalam-Nya:
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." QS Al-Insyirah ayat 7.