Tepat pada hari Senin (17/02/2020) dini hari nanti, laga akbar akan tersaji kala Inter Milan bertandang ke Stadio Olimpico, markas Lazio.
Laga ini akan jadi lebih menarik dan sarat akan gengsi karena jika Inter menang, maka skuat asuhan Conte tetap diperbolehkan duduk di puncak klasemen. Tapi, jika Lazio yang menang, maka Inter malah akan menggantikan Lazio duduk di tempat ketiga klasemen Serie A.
Terang saja, panggung Serie A terus berguncang seiring dengan ketat dan tipisnya jarak poin 3 klub yang saat ini berada di posisi teratas. Di mulai dari Inter (54 poin), kemudian Juventus (54 poin), dan disusul oleh Lazio (53 poin).
Inter yang saat ini mulai bertransformasi bersama gaya kepemimpinan Antonio Conte masih dipersilahkan memimpin klasemen Serie A karena unggul produktivitas gol (+28) dibandingkan dengan Juventus (+21) di peringkat kedua.
Namun, kalau kita berbicara tentang selisih gol agaknya kita perlu terkejut dengan performa anak asuhnya Simone Inzaghi. Bagaimana tidak, secara perlahan Lazio telah menjelma sebagai perusak kenyamanan Inter dan Juventus, hinggalah hari ini.
Sampai pada pekan ke-23, Lazio yang hanya berjarak 1 poin dari Inter dan Juventus telah menjadi tim dengan produktivitas gol tertinggi di Serie A (+33).
Agaknya kenyataan ini memang sejalan dengan posisi Ciro Immobile yang masih nyaman duduk di puncak top skor. Dengan 25 golnya saat ini, bukan tidak mungkin Immobile bisa menyabet gelar Capocannoniere alias pencetak gol terbanyak di Serie A.
Terang saja, baik Cristiano Ronaldo maupun Romelu Lukaku keduanya masih cukup jauh untuk mengejar jumlah gol yang telah dicatatkan oleh Immobile. Saat ini, Ronaldo berada di posisi ke-2 top skor dengan 20 gol, sedangkan Lukaku di posisi ke-3 dengan 17 gol. (Bola.net)
Meski demikian, peluang ketiganya masih cukup besar karena Serie A masih menyisahkan 15 pekan lagi.
Transformasi Conte Versus Kinerja Apik Inzaghi
Di bawah asuhan Antonio Conte, perlahan Inter Milan telah bertranformasi menjadi sebuah tim yang bermental. Dibandingkan dengan dua musim sebelumnya, Inter kali ini tampak lebih konsisten, bersemangat, serta mulai menularkan DNA juara.
Pembandingnya, di musim 2018/2019. Inter yang di awal musim begitu tajam seiring dengan meningkatnya performa Mauro Icardi di lini depan, harus kembali surut kinerja menjelang akhir musim.
Berita buruk kian menghampiri, dari mulai gagalnya mereka di Liga Champions, Mauro Icardi yang ngambek main, tersungkur di Liga Eropa, bahkan Inter hampir harus menentukan nasibnya di laga terakhir kontra Empoli.
Namun, di musim ini agaknya Inter mulai bangkit dan belajar untuk konsisten. Kedatangan Antonio Conte memang sangat berefek. Belum lagi dengan skuat rasa baru yang datang, rasanya pengalaman akan berbicara banyak di sini.
Pembuktian mental Inter tampak pada pertandingan terakhirnya, yaitu saat mereka menang 4-2 dari AC Milan. Inter yang sempat tertinggal 0-2 di babak pertama, bisa bangkit dengan mencetak 4 gol pada babak kedua.
Sejalan dengan performa Inter, pelatih Red Star Belgrade dan legenda dari Inter serta Lazio, Dejan Stankovic berbicara kepada Sky Sport dan berkomentar jelang pertemuan dua mantan tim yang pernah ia bela tersebut akhir pekan ini:
Inter? Bersama Conte, mereka bertransformasi. Mereka meraup poin yang sangat banyak hingga saat ini. Conte adalah sosok yang pantang menyerah, bahkan untuk satu inci sekalipun dan juga sosok yang bertahan dengan ide-idenya. Jika itu cocok denganmu, ok, andai tidak, silahkan pergi."Â (Nerazzurriale.id)
Tidak terpungkiri kedatangan Conte telah mengajak Inter untuk bertranformasi. Perjuangan Conte yang layak diapresiasi adalah kemampuannya dalam membangkitkan performa pemain.
Mulai dari Candreva yang musim lalu redup, sekarang mulai cerah. Begitu pula dengan Lukaku, Sanchez, dan sebentar lagi mungkin akan muncul bintang baru bernama Eriksen. Meski demikian, beberapa kali Conte juga mengeluhkan para pemainnya yang banyak cedera.
"Ini merupakan musim yang sedikit aneh karena kami memiliki enam sampai tujuh pemain dengan cedera parah, jumlah yang sangat banyak selama semusim," (inter.it)
Sedangkan di kubu Lazio, agaknya Milinkovic Savic dan kawan-kawan secara tegas akan mengincar kemenangan. Mengingat performa di bulan Februari ini, Lazio belum pernah terkalahkan.
Lagi, Dejan Stankovic pun mengakui kehebatan kinerja Simone Inzaghi dalam membangun tim yang berjuluk Si Elang Muda ini.
"Saya sangat gembira dengan kinerja Simone Inzaghi. Mereka jadi kejutan luar biasa musim ini. Andai mereka bisa menjaga laju seperti saat ini hingga akhir musim, mereka akan ikut dalam persaingan perebutan gelar Scudetto bersama Inter dan Juventus." (Nerazzuriale.id)
Di pertemuan perdana di Giuseppe Meazza, Inter memang menang tipis 1-0 dari Lazio. Namun, agaknya statistik ini tidak akan berpengaruh banyak karena sejatinya kedua tim sedang panas-panasnya.
Baik Lazio maupun Inter memiliki catatan yang luar biasa karena keduanya memiliki rekor tak terkalahkan terpanjang di Serie A. Rekor Lazio, 18 laga tak terkalahkan. Sedangkan Inter sedang menikmati 16 laga juga tak terkalahkan. (inter.it)
Mengenai siapa tim yang akan berjaya, agaknya kedua tim memiliki peluang yang hampir sama.
Lazio diuntungkan karena bermain di markas sendiri hingga mendapat dukungan semangat dari para fans. Namun, Inter juga punya peluang menang jika bisa memaksimalkan peluang-peluang matang menjadi gol.
Andai nanti laga keduanya berakhir imbang, agaknya ini merupakan kerugian yang besar baik bagi Inter maupun Lazio. Terlebih lagi jika tetangga sebelah, Juventus bisa menang mudah lawan Brescia, maka jarak poin akan makin lebar.
Salam Olahraga.
Cek klasemen terbaru Serie A di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H