Dari sinilah saya bisa menilai hukuman yang diberikan kepada siswa SMA di Bekasi sudah di luar batas kewajaran.
Jika berkali-kali dipukul tepat pada bagian kepala dan wajah, agaknya itu sudah menyentuh batin dan perasaan siswa. Tidak menutup kemungkinan akan ada dendam yang lahir dari siswa, karena memang dari segi fisik itu sudah menyakitkan.
Kasus ini sejatinya telah memberikan pelajaran yang amat penting bagi sekolah, terutama dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
Terdengar aneh kiranya jika dalam satu hari ada ratusan siswa yang terlambat. Dari sini sekolahnya perlu diperiksa, berlaku atau tidak tata tertibnya, tepat waktu atau tidak guru-gurunya, serta nyaman atau tidak sekolahnya.
Hal ini juga menjadi pembelajaran yang penting bagi guru, juga dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Agaknya, hari ini hukuman fisik tidak bisa terus-menerus jadi andalan karena peluang batin siswa terluka cukup besar.
Siswa hari ini beda dengan siswa dulu. Siswa dulu cenderung lebih takut dan takzim kepada guru. Siswa dulu dimarahi sekali, dua kali, tiga kali setelah itu mereka bisa berubah. Tapi siswa hari ini tidak bisa harus terus dimarahi, karena tidak sedikit dari mereka yang kekurangan perhatian dan kasih sayang.
Walau demikian, Â guru hari ini jangan terlalu takut memberikan hukuman fisik hingganya mau bersikap permisif kepada siswa. Ada saat-saat tertentu di mana guru harus tegas dan memberikan efek jera kepada siswa. Toh, semua juga demi kebaikan siswa itu sendiri.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H