Tambah lagi, hari ini kita begitu dekat dengan teknologi hingga tidak bisa lepas darinya. Para orangtua saja bisa kecanduan dengan teknologi berupa medsos dan game, apalagi siswa SMP!
Kebiasaan yang terjadi, kebanyakan siswa tidak tahu dampak-dampak apa saja yang ditimbulkan dari game dan medsos. Mereka selalu ingin mencoba lebih, mempraktikkan dan meracuni akal pikiran mereka sendiri agar bisa menjadi sosok yang hebat. Tapi, hebat menurut medsos!
Seperti halnya video tadi. Itu video viral dan telah ditonton banyak masyarakat Indonesia. Bisa saja siswa tadi menganggap perbuatannya itu hebat karena banyak viewer atas ulahnya. Padahal, semua yang dilakukan sudah melanggar norma dan etika dalam berperilaku.
Untuk itulah, sekolah perlu terus aktif dan turun tangan dalam melakukan pembinaan dan pencegahan perundungan di sekolah. Amanat pembina upacara hari Senin serta kegiatan kerohanian perlu terus digenjot dan disertai dengan ketegasan. Para konselor di sekolah juga dituntut untuk lebih aktif.
Bahkan, kalau bisa untuk tingkat sekolah SMP, tidak usahlah membawa HP yang berbasis Android. Jika disakunya ada HP Android, saat istirahat, jam kosong, atau saat ada tugas dan tidak ditemani guru maka siswa akan senantiasa berselancar dengan HP.
Hal ini sudah diterapkan di banyak SMP, salah satunya tempat saya mengajar. SMP tempat adik saya sekolah juga demikian, dilarang membawa HP berbasis Android.
Jikapun alasannya adalah ingin menghubungi orangtua, maka bawa HP yang hanya bisa telpon dan SMS. Dan jikapun alasannya adalah butuh dokumentasi, maka bawalah kamera sekalian.
Masih di sekolah, untuk mencegah perundungan kiranya para guru jangan terlalu sering membiarkan kelas kosong. Koodinasi sesama guru sangat penting. Jika ada guru yang berhalangan masuk, bisa segera mengabarkan ke guru piket dan guru piket bisa masuk kelas.
Kemudian, saat istirahat juga demikian. Biasakan siswa keluar kelas. Terserah mereka entah mau ke kantin, ke perpustakaan ataupun ke taman sekolah. Yang penting bisa memaksimalkan waktu istirahat.
Kalau waktu istirahat hanya berdiam diri di kelas, guru patut mencari tahu apa kegiatannya. Jangan-jangan siswa tadi belum buat tugas, sedang murung, atau perihal lain yang menjadi cikal bakal terjadinya perundungan.
Terakhir, perhatian dan pembinaan orangtua di rumah sangatlah penting. Keberadaan dan kedekatan orangtua bisa menetralisir racun-racun negatif yang ada di lingkungannya. Terang saja, jika siswa sudah pulang dari sekolah, maka kewajiban guru sudah terlepas.