Agaknya, tahun ini SD kami mulai ketiban rambutan dan durian. Diawali dengan bertambahnya guru-guru muda (termasuk saya), masuknya banyak buku-buku literasi dan pengayaan, hingga masuknya murid pindahan di kelas I. Akhirnya murid kelas I jadi 30 orang. Eh, 3 orang maksudnya. Hmmm
Tambah lagi, awal Januari 2020 kemarin sekolah menerima bantuan 2 unit Proyektor Infokus dan laptop. Ini sungguh kabar baik hingganya walaupun di SD tak bersinyal, kami tetap bisa menggelar pembelajaran berbasis teknologi.
Tengah tahun lalu, jika saya atau rekan guru ingin mengajar dengan media audio-visual, kami biasanya hanya membawa laptop dari rumah dan menyetelnya tanpa dukungan Infokus. Beruntung muridnya sedikit hingga layar laptop tak perlu lebar-lebar. Hehehe
Tapi, harusnya sarana pembelajaran berbasis teknologi ini sudah terpenuhi sejak beberapa tahun lalu, bukan?
Barangkali masih banyak sekolah-sekolah lain di pelosok Nusantara yang hingga hari ini belum terjamah dengan teknologi. Bukannya mau terus memaksa dan menuntut, sih. Tapi, jika ke depannya terus seperti ini agaknya pendidikan kita agak mengkhawatirkan.
Di saat sarana pendidikan belum menemui kata pemerataan, di saat itu pula kesimpulan bernama kesenjangan terus berdatangan. Khawatirnya, kesenjangan sarana pendidikan malah turut menghasilkan kesenjangan kualitas pendidikan.
Agaknya ini bisa jadi dalil yang tak tersanggahkan. Terang saja, begitu banyak skripsi, jurnal maupun penelitian dengan judul penggunaan media bla-bla-bla berbasis teknologi pembelajaran dalam meningkatkan efektivitas, efisiensi, serta prestasi belajar.
Kesimpulannya? Kebanyakan hasil menunjukkan bahwa keberadaan sarana penunjang pembelajaran berbasis teknologi menghasilkan pengaruh yang positif dan plus-plus. Dan semua hasil ini selalu tercantum di bab penutup setiap penelitian.
Selain itu, sesudah kesimpulan juga ada saran yang dalam hal ini ditujukan kepada Mas Nadiem untuk terus menyegerakan pemerataan pendidikan. Baik dari segi sarana, prasarana, guru, dan sesudah itu barulah kita berbicara tentang kualitas pendidikan yang bisa bersaing.
Mas Nadiem, Dari Layar Tancap Ini Wujudkanlah Pendidikan Untuk Semua
Sejatinya, tanpa pemerataan pendidikan keberadaan teknologi digital hari ini hanyalah seperti janji kosong. Teknologi digital yang katanya bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan pendidikan malah harus bertemu gang buntu bermerek kesenjangan.