Ting, ting, ting...
Bunyi koin terjatuh di sepiring gulai berirama
Sendoknya mayor, garpunya minor, bernada kunci sembarang
Datangnya menjelang senja, dengan bulat-bulat daging berkesima
Ramainya langkah kaki jadi nada idaman pematah putus arang
Tet, tet, tet...
Bunyi rumpakan bulu-bulu memukul terompet dari dalam kandang
Dua bannya melodis, dua sisi kandangnya bernada kromatik
Datangnya sesudah fajar, digemari ibu-ibu berdaster panjang
Ramainya tenda kondangan jadi nada idaman peneguh karismatik
Tut, tut, tut...
Bunyi seambung roti kering menggoyang klakson dari dalam bungkus
Tiap rasanya harmonis, tapi rasa coklat lebih bernada pentatonis
Datang menjelang hidupnya lampu jalanan, dengan kecepatan kejar tayang
Ramainya anak sekolahan jadi nada idaman penambah semangat juang
Begitu juga yang lain
Segala punya cakrawala
Tempat bergantungnya bintang-bintang
Tempat menginapnya hasrat dan asa
Pengusir bulan-bulan kesiangan
Kepada nada-nada idaman
Berpelukan
Jangan bosan
Tetaplah jadi alasan terkuat bagi senja untuk lupa karam
Curup, 01 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H