Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perihal Harga Sebuah Pertemanan, Belajarlah dari Anak SD

15 Januari 2020   16:58 Diperbarui: 16 Januari 2020   11:58 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum ketulusan dari anak SD. (Dokpri)

Bedanya mereka dengan dewasa hari ini, kadang seorang teman hanya jadi biang kebermanfaatan. Teman yang susah bekerja, ia yang senang dan bahagia menikmati hasilnya.

Teman yang berkotor-kotor dan berkeringat darah, ia yang senang minum kopi susu di tanah yang sejuk seorang diri. Jika sudah seperti ini, bukankah anak SD lebih baik darinya?

Anak SD Tulus Mentraktir Teman-Temannya

Senyum ketulusan dari anak SD. (Dokpri)
Senyum ketulusan dari anak SD. (Dokpri)

Jika mau berbicara tentang ketulusan anak SD, maka sebaiknya tak perlu diragukan lagi. Terang saja, anak SD belum tahu apa itu pencitraan. Apalagi jika anak-anak SD yang tinggal di desa. Pertemanan lebih penting dari segalanya.

Asalkan mereka bisa bermain bola bersama, bermain sepeda bersama, saling bergantian berkunjung ke rumah, hingga jalan-jalan ke kebun bersama, mereka sanggup untuk berbagi.

Termasuklah dengan mentraktir teman. Mungkin traktiran itu tidaklah seberapa, hanya seharga sebuah es segar penyejuk lelah, hanya seharga sepotong tempe goreng pelepas selera, bahkan hanya selembar kertas kosong untuk ujian harian di kelas.

Mereka yang sering mentraktir bukanlah karena kaya ataupun banyak uang jajan, tapi karena pertemanan mereka lebih berharga daripada uang. Di hari kemudian, mereka juga tidak menuntut untuk segera ditraktir balik karena paham dengan kondisi finansial teman. Sungguh indahnya.

Agak berbeda kiranya dengan sebagian orang dewasa hari ini. Memang masih ada yang tulus dan meneruskan sifat baiknya sejak SD dulu, namun banyak juga yang tulus tapi berlapis anu-anu.

Entah itu karena persoalan pengorbanan cinta seorang pacar, hingganya semua barang dan kehendak pacar dibelikan. Dan ketika putus? Beratus-ratus chat masuk ke HP mantan, isinya meminta agar barang-barang yang sudah diberi segera dikembalikan. Uppss.

Entah itu persoalan cari muka di ruang kerja, dengan harapan cepat naik jabatan atau agar dipandang sebagai orang kaya. Sebaliknya juga demikian. Ada yang terlalu sayang dengan hartanya hingga berat sekali untuk sekadar mentraktir sebungkus bakso. Jadi, berapalah harga sebuah pertemanan.

Mahal dan berkualitasnya sebuah pertemanan tergantung pada tingkat ketulusan sesama teman. Bukan melulu soal traktir, tapi ini tentang kepedulian. Peduli dengan kesusahan dan kekurangan orang lain, sekaligus berempati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun