Apa kabar jingga?
Apakah kau sedang baik-baik saja?
Kamu tahu, aku terenyuh rasa dan terhanyut harap saat kau duduk di sudut pantai Laguna Samudera. Baling-baling pasir dan sinar itu menyapa dengan nada harsa, biarpun hanya lewat seketika. Aku sudah rasakan betul panggilan nadi para pilau yang mulai berbalik arah menandangi senja.
Kamu tahu, aku segera ingin ke sana. Bukan sekadar penantian duduk berdua di satu asa, tapi juga bersama menuang rasa. Sakit reguknya jika aku masih di sini melawan terik, sedangkan kau keduluan menelan senja.
Kukatakan, bukan ajunku yang terlalu dewana tapi harap-harap entah ini melahirkan prasangka. Jangan-jangan di sana kau sudah selarap dengan sira. Terangmu di sudut kanan, tapi aku tak tahu sebelahnya. Bisa saja itu hanya rona, atau malah Si sira. Ah sudahlah, aku kebanyakan berjebah kira.
Hai jingga, jika kau masih baik tunggulah aku di Laguna Samudera. Barangkali, esok aku juga akan duduk di sebelah sembari membawa sira. Kunantikan kabarmu, tapi nanti menjelang senja berikutnya.
Curup, 5 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H