Kemenangan telak Inter Milan atas Genoa dini hari tadi kembali mengantarkan Inter Milan untuk menduduki singgahsana Serie A di akhir tahun 2019 ini. kemenangan 4-0 ini sekaligus menjadi kado akhir tahun yang spesial bagi Inter.
Terang saja, dengan kondisi kritis dan krisis pemain, Inter tetap bisa melaju ke puncak bersama-sama dengan Juventus dengan kerendahan hati.
Awalnya, banyak pihak meragukan petualangan Inter karena sebelumnya puncak klasemen diambil alih oleh Juventus. Tepatnya pada hari Kamis (19/12/2019) saat Juventus mengalahkan Sampdoria 2-1 di Luigi Ferraris Stadion, markas Sampdoria.
Kemenangan Juventus ini seakan menjadi beban batin bagi Inter yang sejatinya baru akan berlaga pada Minggu dini hari. Terang saja, pada pertandingan sebelumnya kontra Fiorentina Inter begitu sakit hati karena kebobolan di menit tambahan babak kedua hingga skor berubah menjadi 1-1.
Gara-gara hasil minus itu, pelatih Genoa Thiago Motta sebar sesumbar dengan mengatakan timnya bisa menghentikan Lukaku.
"Kami akan menghentikannya bagaimana semua orang dihentikan. Dia adalah pemain hebat, tapi kita bisa menghentikannya melalui kerja tim."Â (football-italia.net)
Sebenarnya sesumbarnya Thiago Motta cukup beralasan karena kondisi skuat Inter kemasygulan. Brozovic dan Lautaro Martinez terkena akumulasi kartu. Barella, Alexis Sanchez, serta Asamoah belum kunjung pulih.
Walau demikian, saat bertanding melawan Genoa Inter tampak begitu menjanjikan dan memiliki motivasi tinggi. Optimisme ini terlihat saat Antonio Conte memasang Sebastiano Esposito sebagai rekan duet Lukaku di posisi penyerang. Siapa yang menduga Seba (julukan Esposito) bisa memulai debut sebagai starter secepat itu?
Dan ternyata, hasilnya tidak mengecewakan. Permainan Inter hidup dan rata-rata pemainnya bermain dengan ngotot. Borja Valero dan Candreva yang sebelumnya terindikasi masih cedera juga menunjukkan permainan yang mengesankan.
Walau demikian, butuh 31 menit untuk Inter bisa mencetak gol. Berawal dari umpan lambung cantik Candreva, Lukaku yang berdiri bebas segera menyundul bola ke gawang Genoa yang diasuh Ionut Radu. Tidak banyak selebrasi, Lukaku hanya berdiri diam menyambut kebahagiaan rekan-rekannya.
Karena gol itu, Inter seakan terpacu hingga di menit 32 kembali mencetak gol. Hanya berselang 1 menit, Gagliardini yang mendapat ruang tembak segera meluncurkan tendangan keras yang tak dapat ditepis oleh Radu. Assist yang manis dari Lukaku.
Genoa yang sudah tertinggal 2 gol hanya sesekali menekan Inter. Sepanjang babak pertama, hanya Antonio Sanabria yang bisa mengusik pertahanan Inter.
Di babak kedua, Inter menambah keunggulan lewat penalti Esposito pada menit 64 dan dilanjutkan gol kedua Lukaku pada menit 71, assist dari Candreva.
Karena sudah menguasai jalannya pertandingan, Conte memaksimalkan pergantian pemain dengan memasukkan Stefano Sensi, Federico Dimarco, dan Valentino Lazaro. Skor 4-0 bertahan hingga akhir laga untuk kemenangan Inter Milan.
Inter Milan Menuju Puncak dengan Kerendahan Hati
Sebenarnya, jatah penalti biasa diambil oleh Romelu Lukaku. Namun, Lukaku yang awalnya sudah bersiap-siap untuk mengambil penalti segera memberikan bola kepada Seba. Sungguh sosok penyerang yang rendah hati.
"Saya ingin berterima kasih kepada tim, pelatih, Klub dan juga Romelu, terutama untuk gol tersebut. Ia seseorang yang fantastis dan pemain yang luar biasa. Ia memberi tahu saya untuk yakin kepada diri sendiri ketika saya akan menendang bola dan mencetak gol." (inter.it)
Atas laga ini, Antonio Candreva layak jadi Man of the Match karena dua assist yang ia berikan. Dan Romelu Lukaku juga layak jadi Man of the Match berkat dua gol, dan dua assist yang ia berikan. Satu assist untuk Gagliardini dan satu lagi untuk kesempatan penalti yang ia berikan kepada Seba.
Sontak saja Seba langsung memeluk dan mencium ibunya seusai laga. Gol itu seakan menjadi kado terindah yang ia persembahkan kepada ibunya. Malam yang fantastis untuk Sebastian Esposito yang masih berusia 17 tahun itu.
Tidak hanya Lukaku, Inter juga mula menunjukkan kerendahan hatinya sejak diasuh oleh Antonio Conte. Conte terus-menerus memberi semangat para pemainnya dengan memuji dan menganggap Inter mulai tumbuh.
"Pertandingan hari ini tidak mudah, tetapi kami tampilkan performa yang brilian di tengah semua kesulitan dan absennya beberapa pemain. Gagliardini, Vecino dan Borja Valero bermain walaupun mereka tidak dalam kondisi terbaik dan ketika Anda memiliki pemain-pemain yang menempatkan tim di atas segalanya." (inter.it)
Padahal menjelang akhir tahun para pemain Inter seakan begitu rapuh, namun Conte terus mengapresiasi permainan anak asuhnya yang selalu menampilkan performa yang terbaik.
Baik Conte, Inter, maupun suporter tentu tidak akan ada yang menyangka jika Inter bisa menjadi salah satu pesaing terkuat Juventus. Terlebih lagi musim ini Inter sudah berdiri di pucuk klasemen Serie A.
Walaupun poin Inter dan Juventus sama-sama bernilai 42, namun Inter unggul selisih gol dengan  22, sedangkan Juventus 14 angka.
Jika performa Inter bisa terus terjaga, maka bukan hal yang mustahil bagi Inter untuk menggusur  Juventus dan menjadi Capolista di Serie A.
Perubahan dan pembaharuan skuat di Januari 2020 nanti akan menjadi hal yang penting bagi Inter. Saat ini skuat Inter masih belum lengkap di segala posisi. Inter pula masih akan berlaga di 3 kompetisi yaitu Serie A, Coppa Italia, serta Europa League.
Banyak dan padatnya jadwal pertandingan mau tidak mau membuat Inter harus meramaikan skuatnya. Minimal ada penambahan satu atau dua pemain di posisi gelandang, maka kerja Brozovic akan sedikit lebih ringan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H