Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saat Sehat Ingatlah Sakit

15 November 2019   22:33 Diperbarui: 15 November 2019   22:34 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung sehat, makanlah sambal geprek sesukanya. Makanlah nasi dengan sederet lauk-pauk beserta seafood-nya. Tak cukup juga? Tambahlah dengan berbungkus-bungkus cemilan, kopi hitam dan beberapa bungkus rokok sebagai penyempurna di setiap harinya. Beberapa bulan kemudian...?

Bisa jadi kita pindah kamar dan menginap di rumah sakit (jangan sampai).

Sejujurnya, problematika sehat ini menjadikan kehidupan kita tumpang tindih. Ada hal-hal tidak biasa yang baik, namun sering kali kita abaikan. Saat sehat, prioritas hidup agaknya hanya bercerita tentang apa yang kita mau dan apa yang kita inginkan.

Berbeda jika sakit itu datang, cerita kita berubah hingga ratusan derajat. Semua kisah hanya berkutat tentang "apa yang dilarang", "apa yang tidak boleh", dan apa yang sebaiknya jangan". Lagi-lagi ini dilematis. Hidup sungguh tak enak jika semua hal yang enak terus dilarang. Bisa-bisa kita tambah sakit!

Padahal, tidak melulu semua yang enak dilarang bukan? Hanya saja sifatnya kondisional dan menjunjung tinggi asas kebutuhan. Sama halnya dengan memakai sepatu. Saat tidur, kita tak perlu memakai sepatu boot maupun pantofel.

Sekilas, sepatunya memang keren. Tapi apakah itu tidak menyakiti diri kita sendiri? Akhirnya, sepatu itu menjadi tidak keren karena situasi dan kondisinya yang tidak sesuai.

Bedakan Mana Nafsu, Mana Keinginan, dan Mana Kebutuhan

Jika kita sering berkendara, pandangan kita begitu luas. Apa lagi kita sedang bawa dompet yang berisikan berpuluh lembar uang, rasanya pandangan kita makin meluas bak antero langit biru. Haha.

Lirik kanan tampak bakso, lirik kiri tampak ayam geprek, lirik atas tampak gulali, dan lirik belakang tampak seblak ekstra pedas. Lalu kita harus bagaimana? Mau terpejam? Jangan, nanti nabrak warung nasi padang. Eh, makan lagi dong! Haha.

Banyak orang suka mengonsumsi es krim, selai, salad dressing, smoothies, sereal, permen, yoghurt, granula, soft drink, bahkan saus tomat tanpa sadar ada penyakit diabetes di belakangnya. Makanan ini begitu mudah memicu naiknya kadar gula darah, hingganya harus kita batasi.

Bagi anak-anak, mungkin mereka sangat bernafsu untuk makan es krim dengan berbagai varian rasa. Bagi para pemuda yang mau nikah, agaknya mereka butuh permen dan sereal untuk melepas diri dari rokok. Dan bagi para gadis-gadis muda yang rawan gemuk, rasanya mereka selalu ingin mencicipi salad dressing.

Seringkali kebutuhan kita tercampur dengan keinginan dan nafsu yang terus memuncak. Misalnya seperti perokok yang mau berhenti dengan mengonsumsi begitu banyak permen dan sereal. Itu niatnya berhenti merokok atau malah balas dendam?

Candu rokok mungkin berhenti, tapi penyakit lain rasanya akan berdatangan. Ujung-ujungnya, sama seperti menambal ban depan namun bocor di belakang.

Gaya Hidup Menentukan Bagaimana Kita Menghargai Sehat

Kebiasaan menuruti nafsu dan selera secara berlebihan, lama-kelamaan akan menjadi gaya hidup yang susah untuk diceraikan. Memang benar, kita tidak bisa menolak fakta bahwa walaupun kita telah berusaha hidup sehat, suatu saat sakit tetap akan bertamu.

Namun, bukan berarti kita harus membuka baju agar kebasahan bukan? Salah satu solusi utama yang bisa ditinggikan adalah Sun Medical Platinum. Kita tidak selalu bisa melindungi diri sendiri dan berlari sendiri untuk sehat. Maka darinya kita perlu perawatan.

Sun Medical Platinum merupakan asuransi tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan secara lengkap hingga usia 88 tahun. Ia menyediakan perawatan untuk efek samping kemoterapi dan terapi pendukung untuk pemulihan seperti terapi wicara serta terapi okupasi.

Ikut berpartisipasi dengan Sun Medical Platinum adalah salah satu sikap positif dalam menghargai kesehatan diri. Kita tidak tahu di hari esok akan terkena penyakit apa. Bisa saja kita sakit dan butuh pembiayaan yang tidak sedikit.

Entah itu karena gaya hidup buruk di masa lalu, sakit turunan, atau tertular dari orang lain tetap saja kita butuh persiapan. Perbaikan gaya hidup perlu, dan persiapan untuk pembiayaan saat sakit juga perlu. Inilah arti bahwa kita ingat dengan sakit, dan betapa mengerikannya sakit itu.

Ingatlah Betapa Tidak Enaknya Sakit

Sungguh, sakit itu tidak enak. Biarpun sekadar sakit gigi, namun rasanya tubuh ini sudah rusak sekaset. Tangan ini rasanya mau memukul-mukul dinding, kaki mau segera menendang sesuatu yang keras, dan lidah seakan mau mengusir gigi berikut dengan gusinya.

Baru sekadar sakit gigi, belum sakit-sakit parah lainnya. Hal ini semakin menguatkan kita bahwa sejatinya sehat itu adalah aset yang sangat berharga. Tidak mesti harus jadi orang kaya untuk punya sehat, karena sejatinya sehat itu tidak bisa dibeli dengan harta.

Saat sehat, kita sering lupa dengan yang namanya sakit, tapi saat sakit kita begitu ingat dengan indahnya sehat. Sebenarnya, antara sehat dan sakit harusnya berimbang, dan di saat sehat mestinya kita juga ingat dengan sakit.

Bukan tidak berguna, dan bukan pula menjadikan gerak hidup kita terbatas. Sungguh, dengan ingat sakit kita telah berusaha untuk bersyukur terhadap nikmat Tuhan. Kita juga telah berusaha untuk menghindari ketamakan dan keserakahan dalam hidup.

Sehat itu berharga, dan sesuatu yang berharga butuh pengorbanan untuk mendapatkannya. Dan di saat sudah dapat, harusnya dijaga semaksimal mungkin.

Sehat itu ibarat sebuah lilin yang menerangi kita saat berjalan di pinggir jurang yang gelap gulita. Agar kita tidak terjerumus ke jurang, kita perlu melindungi lilin tersebut agar tidak padam dijilat angin. Kita juga tidak punya opsi nyawa cadangan untuk menghidupkan lilin lain.

Tapi dengan adanya Sun Medical Platinum, kita jadi punya lilin cadangan, yang akan menerangi di saat kita tertindih gelapnya sakit.

Tetaplah ingat sakit, agar kita sadar alangkah berharganya sehat. Hanya diri kita yang bisa tahu dan menghargai sehat. Orang lain hanya mendukung dan menyemangati. Maka dari itu bersemangatlah, dan semoga tetap sehat.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun