Ketakutan akan salah dan sakitnya terjatuh seringkali menjadi biang masalah kenapa para pemuda susah untuk bangkit. Entah ini penanaman prinsip sejak kecil dari guru atau tidak mau keluar jadi zona pikiran nyaman, tetap saja kesimpulannya adalah kacau.
Bagaimana tidak, sikap mudah menyerah sama saja dengan lari dari masalah. Bagaimana masalah mau selesai jika kita terus melarikan diri.
Ibarat mau mencari rumah pacar, bagaimana mau sampai jika setiap kali kita bertemu dengan orang lain lalu langsung kabur. Yang ada, malah pacar kita keburu diambil orang. Hoho
Perasaan dan sugesti lemah seperti ini harus segera dilawan dan diubah. Memang berat mengubah prinsip, namun lagi-lagi memang seperti itulah seharusnya. Perlu ada keyakinan mendalam bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap masalah pasti ada jalan keluar. Dan setiap kali nyasar saat mencari rumah pacar, akhirnya ketemu juga. Hihi
Target Masih Dalam Ruang Fatamorgana
Target pemuda sebenarnya "wah-wah" semua, bombastis, dan sangat indah untuk dikhayalkan. Misalnya mau jadi politisi, jadi pejabat struktural, jadi anggota dewan mahasiswa, serta keinginan kuat untuk punya lahan usaha sendiri. Namun, apa yang dilakukan?
Yang mau jadi politisi malah pasif dan tak mau berbicara sepatah kata saat diskusi. Yang mau jadi pejabat struktural tak mau gabung salah satu organisasi (kuliah pulang kuliah pulang). Dan yang mau jadi wirausahawan tak mau berliterasi dan mencoba.
Terang saja, semua khayalan yang indah ini akan terus menginap di ruang fatamorgana jika tidak kunjung ada realisasi yang nyata. Ujung-ujungnya, mereka akan tetap jatuh ke dalam sumur khayalan tanpa mau berusaha keluar dan melihat secercah kebahagiaan.
Bagaimana mau menemukan solusi penyelesaian masalah jika tak ada realisasi. Atau sudah keduluan takut? Tak yang mau menginap bersama masalah, apa lagi jika harus sekamar dengan fatamorgana.
Maka dari itulah, walaupun jatuh harus segera bangkit. Datang masalah maka hadapilah. Khayalan indah? Kabulkan segera dengan karya.
Salam.Â