Bahayanya, jika umpatan ini sampai ke jastip berkas, mereka malah akan sakit hati. Mungkin hari itu ia tetap akan mengumpulkan berkas ke dinas, tapi itu adalah terakhir kalinya. Si penyedia jastip berkas sudah terlanjur sakit hati dan merasa dimanfaatkan.
Sejatinya, kita sangat beruntung jika punya teman/rekan kerja yang rela jadi jastip berkas. Dengan adanya jastip berkas, kita akan sangat tertolong. Bisa saja hari itu kita sedang tidak enak badan, sedang sibuk, atau malah sedang malas-malasnya.
Dan jujur saja, tidak sedikit jastip yang bertanggung jawab penuh atas kelengkapan dan kerapian berkas administrasi yang telah kita titipkan.
Kadang setelah berkas sampai di dinas dan diperiksa oleh staff administrasi, ada-ada saja susunan berkas yang tidak berurutan. Lalu siapa yang menyusunnya? Tentu saja jastip berkas.
Sering kali kita tidak sadar dengan hal-hal seperti ini. Kadang, yang kita tahu hanyalah "bagaimana bro? Aman berkasku?" dan kemudian kita mendengar kata "aman" dari jastip berkas tadi.
Padahal, kita lupa bagaimana usaha dan perjalanan para jastip hingga ia bisa mengucapkan kata "aman bro".
Maka dari itulah, jangan pernah lupa untuk mengucapkan terima kasih secara tulus kepada mereka. Dan sesekali kita juga perlu untuk perhatian dengan mereka. Walau sekadar bertanya:
"Jam berapa kemarin sampai ke dinas?"
"Ngumpul berkasnya sama siapa?"
"Nggak ada masalah kan dengan berkasku? Berkasmu juga aman kan?"
Pernyataan ini mungkin tidaklah penting, bahkan kita sendiri bisa illfeel untuk menanyakannya. Tapi, ini sangat berarti bagi para jastip berkas. Mereka akan merasa usahanya dihargai, telah menjalankan amanah dengan baik, serta dan tidak mengecewakan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H