Perlu diketahui, plastik yang digunakan untuk penutup lubang tempurung tadi harus plastik yang tahan panas dan kuat. Jika hanya pakai esek-esek seperti plastik gula eceran atau plastik hadiah Indomaret, dikhawatirkan mudah koyak dan bisa saja bercampur dengan gula aren.
Makanya gunakanlah plastik-plastik yang tahan koyak dan panas seperti plastik roti, mie instan, dan sejenisnya. Namun, lebih baik menggunakan daun agar lebih aman.
Setelah benar-benar kering, barulah gula aren bisa dijual. Jikapun ingin dikonsumsi sendiri, sebaiknya simpan gula aren di tempat yang bebas angin agar gula tetap garing. Selama gula Aren disimpan ditempat yang rapat, gula tetap awet dan tidak akan basi.
Gula aren yang baru selesai dicetak sangat enak untuk dimakan langsung. Rasanya yang garing nan renyah, serta tidak terlalu manis membuat lidah ini berteriak ingin lagi dan ingin lagi. Terlebih lagi jika gula aren tadi masih berbentuk nira kental. Ketika dimakan, rasanya akan sama seperti permen karet namun lebih garing dan sangat renyah.
Gula aren sejatinya tidak boleh terlalu lama kena angin. Jika terus-menerus kena angin, gula aren akan berkurang kepadatannya dan masa pakainya juga akan berkurang. Lama-kelamaan hal ini juga akan berpengaruh dengan rasa dari gula Aren itu sendiri.
Di Curup, kami biasanya menjual gula aren ke warung terdekat dengan harga pasaran Rp 15.000- 20.000/kg. Biasanya, setiap 2 batok gula aren mempunyai berat hingga 1 kilo lebih. Dan dalam satu hari kami bisa membuat 10-20 kg gula Aren.
Namun, akhir-akhir ini gula aren mulai sepi harga. Bahkan, bulan kemarin harga gula aren turun drastis hingga menyentuh angka Rp 11.000/kg. Pada bulan ramadhan kemarin juga naiknya tidak begitu tinggi, hanya sampai Rp 18.000/kg saja, padahal ditahun 2016, gula Aren pernah tembus hingga Rp 21.000/kg.
Biarpun demikian, usaha gula Aren ini sudah bisa menghidupi saya dan adik-adik saya. Bahkan, hingga saya jadi guru seperti saat ini, itu berkat gula Aren, bekas keringat bercucuran doa dari kedua orangtua. Alhamdulillah.
#Jika rekan-rekan kompasianer ke Bengkulu, jangan lupa mampir. Kita icip-icip gula merah langsung dari belangei-nya. Hehe.Â
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI