Memasak Nira
Kami biasanya memasak nira di pondok tengah kebung. Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, yaitu sekitar 400-500 meter. Untuk mencapai lokasi, kita harus melalui jalan setapak di tengah-tengah perkebunan kopi.
Setiap bumbung nira yang telah disadap harus segera dimasak. Jika dibiarkan seharian maka nira akan basi, masam, dan jadi tuak. Jikapun kapasitas nira yang dihasilkan dalam satu hari hanya sedikit, setidaknya nira tersebut harus dimasak hingga mendidih. Jika tidak, harapan untuk jadi gula aren akan pupus, karena nira tadi sudah memabukkan.
Setelah air nira dalam belangei mendidih, maka segeralah untuk membuang busa-busa nira. Busa ini harus dibuang karena bisa menyebabkan gula aren ngaret alias tidak kering. jika sudah ngaret, maka sia-sialah usaha memasak nira pada hari itu.
Setelah nira mendidih, biarkan nira tersebut selalu menggelegak. Meski demikian, api nira harus tetap stabil, tidak boleh terlalu besar dan tidak pula kecil. Jika terlalu besar, dikhawatirkan gula aren juga akan ngaret.
Biarkan nira tersebut mengental dan memerah. Durasi yang dibutuhkan dalam memasak nira dalam 1 belangei sekitar 5-8 jam. Kami biasanya memasak nira dari pukul 07.30 -- 15.00, berarti sekitar 7,5 jam.
Kayu bakar yang digunakan untuk memasak nira tidak bisa sembarangan. Jangan mentang-mentang ingin api besar dan terus hidup, akhirnya kita hanya memberi makan api dengan bambu.Â
Kayu-kayu yang digunakan adalah kayu yang bernas dan memiliki banyak bara seperti kayu johar, kayu petai cina, kayu kopi, rambutan, mangga, durian, Â serta kayu aren itu sendiri.
Pengadukan
Setelah nira kental dan berwarna merah tua, segera kita angkat belangei dari perapian. Akhirnya kita masuk ke tahap pengadukan nira "calon" gura aren ini. Dengan menggunakan alat rakitan dari kayu dan tempurung kelapa, nira yang sudah kental harus terus diaduk.
Bagian ini cukup melelahkan, karena selain harus mengaduk selama 10-15 menit tanpa henti, nira kental ini semakin lama semakin berat. Namun, di saat inilah kita bisa tahu bahwa nira kental ini sudah pas, terlalu matang, atau malah belum begitu masak.