Namun lagi-lagi pemerintah tak bisa menjawabnya, karena memang keberadaan rokok sangat membantu negara untuk berinvestasi. Tapi ya, ujung-ujungnya uang itu adalah uang investasi dari rakyat juga.
Iuran BPJS Naik
Diwarnai dengan pernyataan dari Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris yang meyakini bahwa kenaikan iuran peserta tak akan membebani masyarakat, akhirnya iuran BPJS naik kelas.Sekilas, itu bukanlah angka yang bombastis. Namun, jika hitungannya sudah per bulan maka sakitnya akan sangat terasa. Padahal, belum tentu semua rakyat yang membayar itu bisa menikmati uangnya. Tentu saja mereka tidak mau sakit, tapi inilah cara menyangga BPJS yang mau tumbang.
Terangnya, rakyat sangat membutuhkan BPJS karena mereka harus tetap sehat. Apalagi itu adalah kategori rakyat miskin. Sehari saja mereka sakit, maka mereka perlu menutup lubang dengan bekerja lembur di hari kemudian.
Meskipun tidak sedikit pula rakyat lain yang seakan menyuruh dirinya sendiri untuk sakit, seperti menggunakan bantuan JKN untuk beli rokok dan sejenisnya, tetap saja BPJS tak bisa semata-mata menganggap rakyat kecil seperti itu semua.
Akhirnya, rakyat yang selama ini sudah susah hidupnya harus kembali memaksa dirinya untuk menikmati dan menjalankan segala kebijakan pemerintah. di satu sisi, kita tidak bisa menampik fakta bahwa kerugian negara akan bertambah, padahal sekarang utang sudah banyak.
Tapi di sisi yang lain, rakyat harus berkali-kali bertangiskan darah hanya untuk tetap melanjutkan hidupnya.
Lagi-lagi ini soal kebijakan yang kurang bijaksana. Ada baiknya jika pemerintah dalam membuat kebijakan juga berempati, alias berada di sekeliling orang yang ia bijaki. Biar pemerintah tahu bahwa kebijakan yang mereka buat itu sudah adil atau zalim.
Salam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H