Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rakyat Indonesia, Selamat Menikmati Deretan Kenaikan Tarif Ini

13 Oktober 2019   12:22 Diperbarui: 4 November 2019   14:15 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun lagi-lagi pemerintah tak bisa menjawabnya, karena memang keberadaan rokok sangat membantu negara untuk berinvestasi. Tapi ya, ujung-ujungnya uang itu adalah uang investasi dari rakyat juga.

Iuran BPJS Naik

Gambar dari liputan6.com
Gambar dari liputan6.com
Diwarnai dengan pernyataan dari Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris yang meyakini bahwa kenaikan iuran peserta tak akan membebani masyarakat, akhirnya iuran BPJS naik kelas. Kelas I akan membayar Rp 5.000/hari, kelas II kurang lebih 3.000/bulan, dan kelas III sebesar Rp 1.800-1.900/hari.

Sekilas, itu bukanlah angka yang bombastis. Namun, jika hitungannya sudah per bulan maka sakitnya akan sangat terasa. Padahal, belum tentu semua rakyat yang membayar itu bisa menikmati uangnya. Tentu saja mereka tidak mau sakit, tapi inilah cara menyangga BPJS yang mau tumbang.

Terangnya, rakyat sangat membutuhkan BPJS karena mereka harus tetap sehat. Apalagi itu adalah kategori rakyat miskin. Sehari saja mereka sakit, maka mereka perlu menutup lubang dengan bekerja lembur di hari kemudian.

Meskipun tidak sedikit pula rakyat lain yang seakan menyuruh dirinya sendiri untuk sakit, seperti menggunakan bantuan JKN untuk beli rokok dan sejenisnya, tetap saja BPJS tak bisa semata-mata menganggap rakyat kecil seperti itu semua.

Akhirnya, rakyat yang selama ini sudah susah hidupnya harus kembali memaksa dirinya untuk menikmati dan menjalankan segala kebijakan pemerintah. di satu sisi, kita tidak bisa menampik fakta bahwa kerugian negara akan bertambah, padahal sekarang utang sudah banyak.

Tapi di sisi yang lain, rakyat harus berkali-kali bertangiskan darah hanya untuk tetap melanjutkan hidupnya.

Lagi-lagi ini soal kebijakan yang kurang bijaksana. Ada baiknya jika pemerintah dalam membuat kebijakan juga berempati, alias berada di sekeliling orang yang ia bijaki. Biar pemerintah tahu bahwa kebijakan yang mereka buat itu sudah adil atau zalim.

Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun