Smartphone begitu kordial dengan kita, hingga masyarakat desa yang ternilai sangat ramah pun kalah saing. Smartphone begitu lezat untuk dinikmati, sampai-sampai ayam goreng dan bakso bakar yang kelihatannya begitu menggoda ditinggalkan hingga basi.
Tidak berbeda dengan makanan anak-anak hari ini. Anak lapar dan tidak mau makan nasi, harus dicari dulu lauk tambahan berupa smartphone, barulah ia mau makan. Anak merajuk dan tidak mau mandi, harus disuap dulu dengan sabun mandi bermerek Smartphone agar dia mau mandi.
Akhirnya, sehari-hari anak hanya bergaul dengan smartphone. Teman sebaya bisa saja ia tinggalkan dengan menutup rumah.Â
Orangtua bisa saja ia abaikan dengan cara sok sibuk dengan "pinjamkan saja smartphone Ayah!". Bahkan, dirinya sendiri bisa ia abaikan dengan telat makan, telat minum, lupa mandi, tak gosok gigi, hingga menolak untuk sekolah.
Orangtuanya bagaimana? Pasti pusing berkepanjangan menghadapi anak seperti ini. Lah, salah orangtua sendiri bukan?
Kenapa kemarin sering menyuap anak dengan smartphone!
Kenapa kemarin mendownload game banyak-banyak untuk dimainkan oleh anak!
Dan kenapa kemarin selalu membujuk anak yang menangis dengan menyuguhkan smartphone!
Memang perlu ditegaskan bahwa smartphone tidak melulu sama seperti narkoba, hingga anak-anak dilarang memegangnya karena takut terpenjara bersama kecanduan. Hanya saja, kita tidak bisa menampik fakta-fakta pelik yang sudah terjadi dalam waktu dekat ini.
Fakta: Anak Bisa Celaka Karena Gangguan Mental
Sudah begitu banyak fakta miris yang berserakan akibat smartphone. Di bulan Juni 2019 kemarin tepatnya di Malaysia, seorang bocah menunjukkan gejala gangguan mental dengan mengurung dirinya di mobil.
Ini semua berawal ketika sang ibu memberikan anaknya smartphone dan meninggalkannya sendiri di mobil. Setelah beberapa waktu, ternyata anak itu malah mengunci dirinya sendiri di dalam mobil.
Ia tidak mau membukakan pintu mobil karena takut smartphonenya dirampas oleh ibu. Hingganya, sang  ibu harus menelepon petugas pemadam kebakaran untuk membantu menjebol pintu mobil.
Fakta ini menunjukkan alangkah bahayanya jika anak usia bocah sudah sering disuap dengan smartphone, sampai-sampai dengan ibu kandung sendiri ia ketakutan. Tidak wajar memang, namun itulah dampak buruk yang tertinggal.