Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Kesaktian Pancasila di Tengah Kesakitan Generasi Muda Milenial

1 Oktober 2019   20:09 Diperbarui: 1 Oktober 2021   07:09 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa tak beradab. (suratkabar.id)

Tidak terpungkiri bahwa banyak guru, termasuklah saya sendiri sangat tertekan dengan pembatasan pemberian hukuman kepada siswa. Walaupun Mendikbud membolehkan menghukum siswa secara "mendidik", tetap saja sudah banyak kasus guru-guru yang terpanggil oleh polisi.

Sebenarnya bukan takut, lebih tepatnya guru ingin "merasa aman" dalam mendidik para generasi muda. Apalagi jika sudah menyangkut soal nilai-nilai Pancasila. Tidak akan pernah cukup dan bermakna jika Pancasila diajar dengan cara mencatat, menghafal, dan memahami.

Bahkan, di zaman sekarang ini tidak cukup mendidik siswa hanya dengan nasihat-nasihat lemah lembut. Bukan berarti ingin selalu dikasari, atau bahkan menggunakan fisik. Hanya saja, sesekali itu perlu agar siswa tidak "keterlaluan" keluar adab.

Dan rasanya, tujuan guru-guru mendidik siswa dengan keras itu sama saja, yaitu agar siswanya punya rasa takut jika berbuat salah. Walaupun awalnya hanya takut dihukum oleh guru, namun perlahan sikap takut itu akan tumbuh menjadi kebiasaan.

Hebatnya, kebiasaan "takut berperilaku buruk" perlahan akan melahirkan prinsip diri bagi siswa bahwa mereka harus terus berupaya berbuat baik dan menjadi pribadi yang lebih baik. dan ending-nya adalah, mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk secara murni, bukan dengan mencampurkan keduanya.

Sungguh, walaupun Pancasila disakiti dengan perilaku-perilaku manusia yang bertentangan dengan nilai-nilai, Pancasila tetap tidak akan berubah. Dasarnya begitu kuat dan kemurnian pedomannya tidak bisa tercemar walau sedikit.

Pancasila sudah sangat berarti dan mendalam, hingganya sudah ada untaian sikap baik dengan Tuhan, sesama manusia, bahkan dengan alam/lingkungan sekalipun. Hanya saja, nilai-nilai ini tidak bisa didapat hanya dengan cara dihafal, ditanam, maupun mendengar nasihat.

Harus ada kesan yang tertinggal bersama upaya-upaya perbaikan perilaku. Jika perilaku itu bertentangan, tidak cukup hanya ditegur dan dinasihati. Mesti ada pembenahan, pengulangan perilaku, hingga perbandingan perilaku.

Tujuannya, agar nanti generasi muda bisa segera sadar dan berubah dari perilaku buruk menuju perilaku yang berlandaskan Pancasila.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun