Sungguh, banyaklah dari mereka yang hafal Pancasila bahkan bisa memaknai setiap sila-silanya, namun perilakunya malah membuat Pancasila kian kesakitan.
Adab, Moral, Akhlak Generasi Muda Menyakitkan Pancasila
Jika adab, moral, dan akhlak yang bertentangan dengan Pancasila dimiliki oleh beberapa orang dewasa, maka akan susah mengubahnya. Menasihati mereka hanya akan melahirkan perdebatan panjang, karena mereka merasa lebih berilmu dari kita. Hanya tauladan, doa, dan hidayahlah yang akan mengubah mereka. Itupun jika Tuhan berkehendak.
Tapi, jika generasi muda yang perilakunya menyakitkan Pancasila maka masih bisa kita ubah, dan harus kita ubah. Jika tidak diubah, bahayanya perilaku mereka akan mendarah tulang hingga dewasa, dan akhirnya semakin keras untuk bisa diubah.
Misalkan dari sisi kemanusiaan, yaitu tentang adab siswa terhadap guru dan sesamanya. Terang saja, adab siswa milenial berbanding terbalik hingga tertumpah jika dibandingkan dengan siswa pra-milenial.
Padahal, guru masa sekarang lebih lunak dalam berbagi ilmu dengan harapan agar hati siswa tersentuh, dan tumbuh karakter Pancasila dari kelembutan sikap tersebut.
Namun kenyataannya malah berbalik. Siswa malah kian tak beradab kepada guru. Ada yang berani memaki gurunya, melempar kertas, bermain sepeda di dalam kelas, hingga mem-bully gurunya. Itu baru berhadapan dengan guru, apalagi dengan siswa. Bisa-bisa ada siswa yang terbunuh karenanya.
Semua itu bukan semata-mata salah guru. Bukan pula gurunya yang kurang tegas di dalam kelas. Bukan pula gurunya yang terlalu lembut. Tapi, siswa-siswanya yang sudah keterlaluan. Padahal siswa sekarang dan dahulu sama-sama makan nasi.
Dulu, metode rewards and punishment sangat manjur dalam membentuk karakter dan adab siswa. Tak tanggung-tanggung, punishment-nya benar-benar berbekas di badan siswa. Sekarang, metodenya PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien, dan Menyenangkan) tapi siswanya malah menyakitkan bahkan melukai nilai Pancasila.
Adab, moral, dan akhlak mereka semakin keluar dari Pancasila. Sungguh, ini adalah masalah yang sangat serius untuk kita hadapi bersama. Tidak untuk guru saja, melainkan untuk semua kalangan.