Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Asap, Dosa Manusia, dan Kemurkaan Tuhan

15 September 2019   14:45 Diperbarui: 15 September 2019   15:02 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya, banyak dari pembakaran lahan itu yang "kelewatan" luasnya. Dan inilah yang membuat para pembakar menanggung dosa besar. Terserah jika mereka tak takut dengan Tuhan, berarti dosa mereka akan terus bertambah.

Lihat saja bagaimana perjuangan Puskesmas yang sekarang sudah buka 24 jam di daerah darurat asap. Lihat pula berapa banyak penderita ISPA bertambah setiap jamnya, berapa banyak binatang yang mati karena asap. Dan lihat pula berapa banyak cacian-cacian bahkan sumpah serapah yang ditujukan kepada pembakar lahan.

Jika sudah seperti ini, apakah mereka tidak takut? Saya yang menulis ini saja sampai gemetaran. Masa pemerintah masih sempat-sempatnya tersenyum lapang! Jelas ini adalah kekejian dan kemungkaran. Harus ada palu raksasa yang tajam dan bisa untuk mengetuk hati para penebar kemungkaran ini.

Kemurkaan Tuhan Berdampak ke Semua Makhluk

Jika pemerintah menetapkan Karhutla sebagai bencana nasional, maka saya menetapkannya sebagai bentuk kemurkaan Tuhan. Ya, kemurkaan Tuhan terhadap orang-orang yang sudah tidak takut dengan Tuhan. Kemurkaan Tuhan terhadap para pimpinan yang tidak amanah menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Sedihnya, kemurkaan ini berdampak kepada semua makhluk, baik yang bersalah maupun tidak bersalah. Lihat saja negara tetangga yang ikut merasakan dampaknya asap. Padahal mereka tidak ikut-ikutan membakar hutan dan lahan di Indonesia.

www.tempo.co
www.tempo.co

Lihat pula ular-ular, orangutan, hingga pepohon yang menemui ajalnya secara tragis. Dan lihat juga di sekeliling kita. Orang-orang yang selama ini tidak bersalah, kuat imannya, bahkan selalu rela, ikhlas, dan sabar menebar kebaikan ikut-ikutan mendapatkan azab Tuhan.

Sungguh "ngeri" kemurkaan Tuhan ini, hingga kerusakan di negeri ini bertentangan dengan logika. Kerugian-kerugian negara tak terhitung. Air mata rakyat yang jatuh tak sempat tertampung. Dan makhluk-makhluk yang terenggut nyawanya tak kunjung mengetuk hati.

Jalan terbaik untuk segera mengakhiri bencana ini adalah dengan terus berikhtiar dan untuk segera mengakhiri bencana ini adalah dengan terus berikhtiar dan berdoa tanpa putus. Nanti dulu berpikir tentang untung rugi. Nanti dulu mencari pencitraan.

Sekarang kita butuh keteladanan sepenuh hati para pimpinan negeri. Kita butuh empati semua rakyat. Dan untuk mendapatkan keduanya kita butuh pertolongan Tuhan, dengan cara berdoa dan kembali ke jalan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun