Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gara-Gara "Si Mumun", Banyak Orang Takut dengan Pocong

30 Agustus 2019   17:35 Diperbarui: 30 Agustus 2019   17:40 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakutan saya terhadap Pocong tidak sebatas itu. Karena keluarga saya punya ladang kopi, beberapa kali kami sering bermalam dikebun saat memanen kopi. Uniknya, di kebun tak ada lampu, tapi ada anjing-anjing liar. Jika sesekali ingat film Jadi Pocong dan saat itu pula terdengar suara pekikan anjing, maka timbullah ketakutan yang membuat saya tidak berani buang air kecil. Hehe.

Itu masih mendingan, karena masih ditemani oleh orang tua. Yang lebih  mistis lagi adalah ketika saya sedang dirumah dan disuruh ibu mengantarkan makan malam ayah ke kebun. Sendirian? Ya. sendirian dan seorang diri. Terus terang saja, meskipun saya berbekal senter kecil masih saja saya takut. Saya pun memberanikan diri untuk pergi ke ladang.

Sesekali saya sering lihat kebelakang, dan setiap saya lihat kebelakang langkah saya makin cepat. Dan akhirnya saya berlari sekencang-kencangnya. Entah sempat atau tidak saya bernafas sejadi-jadinya.

Sampai sekarang, ketakutan ini masih bertamu jika ada sugesti tentang pocong. Jangankan pocong, jika teman-teman bercerita tentang kuntilanak ataupun kuburan saja, mulailah terbayang oleh saya bentuk dan rupa pocong. Beruntungnya, saat saya membayangkan itu, tidak ada teman yang iseng mengagetkan saya. Jika saja ada, bisa-bisa jantung ini bertukar posisi dengan ginjal. Ya, saking takutnya.

Tentu, ini bukan kisah saya saja, dan bukan ketakutan saya saja melainkan banyak dari kita. Teman-teman yang seumuran saya pun memiliki ketakutan yang sama. Bahkan mereka begitu histeris jika berada pada posisi saya. Makanya saat itu beberapa kali saya ajak menginap di ladang maupun di pondok, teman-teman langsung menolak. Haha, efek Si Mumun.

Ending-nya, kembali lagi pada potongan lirik lagu diawal kisah, yaitu tak usah ribet. Sejatinya, persoalan mistis seperti ini semakin dibayangkan kita akan semakin tersugesti. Semakin sering kita mendengar cerita-cerita seperti ini, maka semakin sering pula bulu pundak ini bergetar. Walaupun kita tahu bahwa jelas itu adalah karangan fiksi, lagi-lagi sugestinya senantiasa membuat kita takut.

 "Bang, lepaskan tali pocong ane bang!"
Salam.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun