Merdeka dari harta berarti kita bebas dari jajahan harta dan kesenangan duniawi. Percuma kita banyak harta jika tak dapat dinikmati. Ada uang 1 milyar menginap di Bank, tapi kita menginap di rumah sakit. Kan tak bisa tidur bersama? Ada uang 500 Juta, tapi dipegang sama pak polisi. Kitanya menginap di sel? Kan rugi. Udah susah-susah mencuri, korupsi, eh uangnya diambil begitu saja!
Mendingan ada uang 1 juta, tapi dari hasil keringat sendiri dan didapat dengan jalan yang benar. Terserah mau diapakan. Entah beli es krim, bakso, sate, nasi padang, atau mau di sedekahkan.
Merdeka: Bebas dari Jajahan Jin
Cinta ditolak, dukun bertindak! Kurang harta, Ngepet saja!, Tanah kurang subur, beli jin saja! Agaknya kuno dan mistis, tapi nyatanya masih ada hingga zaman sekarang. Itulah bukti bahwa sebagian dari kita masih di "jajah" oleh jin. Masih ada diantara kita yang mendekat ke dukun demi harta, demi percintaan, dan demi masa depan.
Perihal ini agaknya tak bisa dihindari. Biarpun semua dikalahkan oleh teknologi yang kian maju, tapi sihir dan paranormal makin eksis kan? Lihat saja, beberapa waktu yang lalu malah dijadikan  salah satu tayangan favorit ditelevisi swasta. Padahal jelas semua diluar akal sehat!
Kenyataan ini tidak dapat kita hindari, karena sudah menjadi bagian dari tanda-tanda kiamat. Sudah disyarahkan dalam hadis Rasulullah: "Hari kiamat tidak akan datang sebelum beberapa kelompok dari umatku ini ada yang  bergabung dengan orang-orang musyrik sampai-sampai mereka turut menyembah berhala." HR. Abu Dawud, di kutip dari Kitab Ensiklopedi Akhir Zaman.
Dengan terjajah oleh jin, entah melalui perantara dukun ataupun pencarian sendiri, seseorang akan dipaksa untuk mencari tumbal sebagai bentuk penghambaan. Jelas ini adalah kesyirikan. Tumbalnya bisa berupa barang-barang aneh yang sukar dicari, darah hewan, hingga anggota keluarga. Apadaya jika terjajah oleh jin, semua pasti diserahkan. Nauzubillah.
Merdeka: Bebas dari "Jajahan" Â Hawa Nafsu
Hawa nafsu adalah perihal terberat dari masing-masing kita. seringkali kita sangat mudah dijajah oleh hawa nafsu. Dari mulai perilaku sederhana, hingga luar biasa, kita susah lepas dari hawa nafsu. Hari ini makan tempe, besok mau ikan, besoknya mau ayam, besoknya mau daging, besoknya mau Seafood, terus-terusan tanpa ada kata puas. Itulah nafsu makan.
Soal cinta juga sama. Ada pacar 1 mau 2, bosan dengan 2 pacar, diputuskan semua dan cari yang baru. Menikah juga, sudah ada 1 mau 2, 3, 4, hingga 9. Bosan? Cari PSK atau cari baru dan ceraikan semua. Begitupun dengan kasus penyelewengan seksual, bukti bahwa masih banyak orang yang  terjajah oleh hawa nafsunya.
Hawa nafsu sungguh tak dapat dihapus, karena dari fitrahnya kita sudah diberikan hawa nafsu. Tinggal bagaimana caranya kita mengontrol hawa nafsu itu. Kita berbeda dengan malaikat yang tidak punya nafsu namun punya pikiran. Kita juga berbeda dengan hewan yang punya nafsu namun tak punya akal.
Kita adalah manusia yang punya hawa nafsu dan punya akal. Artinya, jika kita bisa mengontrol hawa nafsu dengan pikiran dan akal, derajat kita lebih tinggi dari malaikat. Sebaliknya, jika kita tidak dapat mengontrol hawa nafsu, kita lebih rendah derajatnya daripada hewan. Bayangkan saja, alangkah hinanya diri ini!