Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Plesetan" Serial Azab, Keluhan atau Lelucon?

14 Agustus 2019   15:08 Diperbarui: 14 Agustus 2019   22:33 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu "plesetan" serial azab. Gambar dari Brilio.net

Salah satu fenomena yang berkembang sekarang adalah "Plesetan". Bukan karena lantai licin atau kulit pisang yang bertebaran. Bukan pula karena alas sepatu sudah habis. Melainkan plesetan serial religi dan azab. Entah apa yang menjadi alasan netizen memplesetkan serial berbau sendu, sedih, dan gusar menjadi sebuah lelucon. Yang jelas ada yang memancingnya!

Judul Serial Religi "Terlalu" Sadis
Tepatnya adalah sedikit "melanggar" kenyataan. Terang saja, di zaman sekarang ini orang sudah mulai tidak percaya lagi dengan karma dan azab. Jikapun mereka ketemu dengan karma atau azab, itu hanya dianggap kebetulan dan selingan hidup saja. 

Uniknya, karena lunturnya kepercayaan terhadap hal "mistis" seperti itu, beberapa televisi mulai memancing konsumen dengan judul-judul serial yang "Bombastis".

Beberapa judul serial religi/azab yang terkesan
Beberapa judul serial religi/azab yang terkesan "sadis". Gambar dari kumparan.com

Jika di amati, agaknya terkesan sangat berlebihan dan "sadis". Rasanya sudah tidak mungkin terjadi didunia nyata dan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat wajar judul-judul serial itu berlebihan, jika kita pandang sekilas saja mulai timbul pikiran kita: "ahh, judul kok sebegitunya. Dosa ya dosa tapi tidak pula sampai segitunya!"

Agaknya pemikiran kita sama terkait serial seperti ini  di televisi. Ya, bisa jadi mereka hanya mengejar Viewer dan meningkatkan rate televisi. Dari usaha dan kreatifitas sih sah-sah saja, tapi dari apsek sosial budaya, rasanya tayangan ini pelan-pelan mulai "mempermainkan" perilaku yang bernilai ibadah.

Jujur saja, tayangan religi sesungguhnya adalah motivasi untuk mengubah diri menuju taat kepada sang Pencipta. Semua orang tentu ingin diperlakukan baik dan juga berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik. Itulah peran "Azab", yaitu membuat penonton "takut" dan menjauhi perbuatan-perbuatan buruk yang akan merugikan dirinya sendiri.

Tapi lagi-lagi jika judul saja sudah "keterlaluan" dan "absurd", nilai-nilai edukatif dan ibadah yang sebenarnya bermanfaat akan luput dari perhatian penonton. "Kasarnya", mereka sudah muak duluan dengan judul, jalan cerita sudah tertebak, dan "klimaks"nya menunjukkan tanda-tanda kemustahilan. Jika seperti ini, bukan kualitas lagi  yang didahulukan.

Perihal ini agaknya luput dari sorotan KPI. Buktinya, tayangan serial religi dengan judul "sadis" telah ratusan kali tayang di beberapa channel televisi. Mirisnya, semakin kesini semakin banyak temuan "sadis"  yang dimanfaatkan oleh para IT untuk cari pemasukan. Seperti halnya "plesetan" judul serial yang  di edit dan dijadikan snap-snap untuk menyindir sesama teman.

Akhirnya, bukannya takut kena azab, malah ketawa lihat azab. Bukannya mengubah diri menjadi taat, malah disepelekan. Dan bukannya menjadi motivasi hidup untuk berperilaku lebih baik, melainkan memanfaatkannya sebagai "plesetan" untuk mencela orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun