Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

KPI "Tergoda" Sensor dan Prank

13 Agustus 2019   23:59 Diperbarui: 14 Agustus 2019   16:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prank. Gambar dari WartaBromo.

Sekarang semua sungguh sensitif. Jangankan dengan tayangan nyata, dengan tulisan dan animasi saja sebagian orang sudah tergoda. Perhatikan saja animasi kartun yang pakaiannya hanya sekelas bikini! Biarpun bukan bentuk manusia, tapi tetap akan mempengaruhi "wahana" berpikir konsumen. Belum lagi tempat-tempat film yang di beri merek "bikini", apakah  tidak malah memancing "alam" imajinasi konsumen?
Dari dasar ini, tentulah tidak efektif tindakan blur dan sensor itu. Harus ada tindakan yang lebih tegas. Wahai KPI? Rapatlah, lemburlah, dan cari solusi terbaik secepatnya.

Prank? 

Anda tahu dengan Prank? Ya. adegan-adegan lucu tentang "penderitaan" orang lain. Contohnya seperti usil mengunci pintu toilet, memindahkan kursi saat teman mau duduk, membakar koran saat orang sedang asyik membaca, hingga adegan baperan seperti pura-pura putus. Huhh! Semuanya hanya membuat orang lain menderita, kesusahan, dan terganggu.

Memang, jika dipandang dari sisi lain itu sangatlah lucu. Tapi. Tidak semua orang memandang seperti itu, banyak juga yang prihatin, muak, dan kesal melihatnya. Prank begitu viral saat ini. Lihat saja di Youtube, jumlah Viewer dan subscriber channel-channel Prank itu sangat banyak, mengalahkan jumlah Viewer dan Subscriber channel Tv dakwah. Bisa kita bayangkan berapa besar income yang didapat para pembuat Prank.

Dari sisi kemanusiaan dan nilai edukasi, tentu tayangan seperti Prank sangat merusak otak anak. Terang saja, bagaimana jika anak-anak sebagai konsumen menerapkan adegan "tidak pantas" seperti itu di kehidupan nyata? Hancurlah adab generasi kita. Makin kepayahan memilah mana perilaku bermain, "main-main", atau permainan!

KPI Jangan Mau Duduk Bersama!

 "Percuma  menghapus akses dari pencarian Google jika peredaran Vpn Private di Google Playstore masih ada!"

Sejatinya, KPI harus berbenah. Dari yang selama ini "cukup perhatian" menuju "sangat memperhatikan". Dari yang selama ini "cukup mengawasi" menuju "keras mengawasi". Dan dari tindakan "move this file to the Recycle Bin" menjadi "permanently delete the file". KPI jangan mau di goda lucunya Prank dan hanya acc lulus sensor film "tak berkelas"!

Seperti halnya dengan situs-situs berkelas maksiat dan "negatif". Sudah sepantasnya dihilangkan dari peredaran dunia digital. Sampai ke akar-akarnya, jangan hanya sekedar memangkas "ranting"! Tidak cukup hanya menghilangkannya dari pandangan mata.  Putuskan semua jalan alternatif menuju situs "negatif". Barulah tindakan itu dianggap selesai.

Akhirnya, kita tetap tidak bisa sepenuhnya menunjuk 10 jari tangan ini untuk menyalahkan KPI. Kita sebagai seorang individu, orang tua, pendidik, bahkan pemegang kekuasaan tentu harus mengambil sikap. Kita memulai dari diri sendiri untuk tidak menonton tayangan yang unfaedah. Kita juga mengawasi anak-anak agar mendapat tontonan yang "positif".

Jika kita punya kekuasaan, maka akan sangat bijak kiranya jika kita menerapkan aturan-aturan yang bermaslahat, bermanfaat, dan bermartabat terutama perihal tayangan.

Karena sungguh, selagi yang kita perbuat dan kita sebar itu adalah tontonan kebaikan bagi orang lain, maka sejatinya semua kebaikan itu akan kembali kepada kita. dan sebaliknya, jika yang kita perbuat dan kita sebar adalah ke-negatifan bagi penonton, maka keburukanlah yang akan bertamu kepada kita.

Salam. Bijaklah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun