Kami tak ada Teknologi Pembelajaran bahkan sinyal, tapi Datang saja
Jika anak datang dan masuk kelas, yang terlihat oleh mereka hanyalah papan tulis yang mulai berkoreng dan atap seadanya. Boro-boro tanya alat peraga atau proyektor, buku siswa dan pegangan kami saja belum update. Bahkan sudah berapa tahun ya? Semenjak berakhirnya kurikulum KTSP sampai sekarang Kurikulum 2013 yang sudah berapa kali revisi, toh kami masih pakai buku terbitan 2003, 2005, dan 2007. Itupun tidak semua siswa dapat.
Lah, kenapa tidak beli? Dana bos kan ada? Kalian guru  kan punya gaji lumayan?
Cukup, jangan tambah pertanyaan lagi, nanti kami makin tertunduk!
Besaran dana bos bergantung pada jumlah siswa, dan siswa kami sangat sedikit. Bahkan kelas 1-nya hanya 20 orang. Eh, maksud saya 2 orang. Belum lagi dengan banyaknya guru kontrak yang membantu kami mengajar sehari-hari. Mereka mengajar tidak hanya cari pengalaman saja! Tetapi juga untuk menyambung hidup. Mana mungkin kami tega, dan tidak mungkin kami biarkan mereka meninggalkan anak-anak bangsa yang merdeka ini. Makin kesepianlah kami.
Apa? Anda buru-buru mau berkirim email, Chat WA, atau mau telpon kami? Maaf jika sering kalian dengar Costumer Service nyeloteh "Maaf nomor yang Anda tuju sedang di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi". Kami di sana tak ada sinyal. Lah, kok sekarang bisa kirim tulisan? Ya, jarak tempuh kami ke sekolah nyaris 59 Km.
Meski keluhan kian berdatangan dan bertamu. Tetap akan dan selalu kami kenalkan kemajuan saat ini. Mereka juga tahu dengan bimbel online semacam ruang guru, Mereka juga hafal lagu-lagu kebangsaan. Ya, walau tidak tiap hari, tetap akan kami perhatikan. Cita-cita mereka sederhana, mereka ingin melanjutkan sekolah di "pasar" alias kota.
Jaminan Kami Hanya Calistung, Bersemangatlah
Hayoo siapa yang daftar ke sekolah kami akan dapat peringkat! Hayoo, bergegaslah daftar!
Hmm. Sekolah disini, peringkat sudah bukan jaminan lagi, melainkan kepastian. Toh isi kelas, muridnya ada yang 2 ada yang 5, sudah pasti dapat peringkat semua, dan hadiah juga. Kalo jaminannya anak-anak bisa tembus kejuaraan tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional, kami agak menunduk.