Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idul Adha Membersihkan Harta, Diri, dan Bumi

10 Agustus 2019   20:38 Diperbarui: 10 Agustus 2019   20:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Kompas Internasional

Tepat hari minggu 11 Agustus 2019, umat muslim seluruh dunia akan merayakan hari Raya Idul Adha. Ya, hari besar bertajuk kurban dan berselipkan maaf. Keluh kesah dan ketersinggungan yang mulai bertunas dan bertumbuh setelah Idul Fitri kemarin semoga diharapkan dapat terhapus kembali dengan berjuang menggapai nikmat Dzulhijjah ini.

Snap, iklan, hingga pesan siaran akan ramai di malam dan esok pagi menjelang Idul Adha. Terang saja, tidak semua orang bisa mudik dan mengunjungi kerabat-kerabat mereka dihari libur yang singkat ini. Upps, bahkan bagi pekerja dan pegawai, hari raya Idul Adha bukanlah hari libur karena di kalender akademik pendidikan tidak merah. Hehe

Idul Adha: Membersihkan Harta

Hakikat utama Idul Adha adalah kurban, maka dari itu sebagian orang menyebutnya sebagai Hari Raya Kurban. Tidaklah mengapa, karena sungguh Kurban itu adalah perihal baik dan menjadi Sunnah Muakkad bagi yang melaksanakannya. Jadi jika kita mempunyai kemampuan dan harta yang berlebih, sudah sepantasnya kita berkurban.

Kurban untuk orang kaya saja ya? Tidak. Ini pemahaman yang salah besar! Sejatinya kemampuan berkurban tidak diukur dari segi banyaknya nominal uang. Buktinya, pedagang asongan bisa kurban. Petani sayuran bisa kurban. Pengamen jalanan bisa kurban. Bahkan, anak sekolahan bisa kurban. Apakah mereka semua orang kaya? Upps. Sudah barang tentu tidak. Dengan demikian, berkurban tidaklah melulu menunggu kaya.

Seperti yang kita ketahui bersama, Allah memerintahkan umatnya berkurban lewat firman-Nya dalam Surah Al-Kautsar ayat 2: "Maka kerjakanlah sholat, dan berkurbanlah!". Karena kata kurban disandingkan dengan sholat, maka tujuannya adalah taqwa dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Dalam hidup, kita tidak melulu tahu bahwa harta yang kita dapatkan itu halal. Beberapa kali bisa saja kita khilaf. Mungkin pernah mencuri ayam tetangga, mengambil buah mangga tetangga tanpa izin, hingga membelanjakan uang yang belum jelas keharaman atau kehalalannya (Syubhat). 

Semua itu pun akan mempengaruhi nikmat, rezeki, dan kehidupan kita. Maka dari itulah kita perlu berkurban, sebagai bentuk pembersihan harta dan juga persembahan syukur yang terbaik untuk Allah SWT.

Idul Adha: Membersihkan Diri

Beribu khilaf dan ketersinggungan yang kita buat sejatinya dapat gugur dengan meminta maaf kepada orang lain. termasuklah seperti dendam dan celaan. Karena setiap kita punya nafsu, maka mustahil kita tidak punya salah. Hakikat diri juga bukan hanya segi fisik saja melainkan juga spiritual/rohani. Jika berkemampuan, kita bisa menempanya dengan berhaji ke Tanah Suci. 

Jika belum ada kesempatan, maka kita bisa menempa diri dengan berkurban. Dan jika belum ada kesempatan tahun ini, maka kita bisa menempa diri ini untuk senantiasa memaafkan sesama, menjalin silaturahmi dengan sesama, serta meningkatkan amal ibadah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun