Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Peduli Sampah, Anda Mau Jadi Zabbaleen?

8 Agustus 2019   23:26 Diperbarui: 9 Agustus 2019   00:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Zabbaleen dalam Film Garbage Dreams. Gambar dari Martynaim.com

Adalah Garbage Dreams, film dokumenter yang beralurkan kisah perjuangan para "Zabbaleen" alias pemulung atau tukang sampah. Film dokumenter ini menceritakan 3 orang anak laki-laki yang hidup pada komunitas bernama Zaballeen di pinggiran Kairo, Mesir. Zaballeen mendaur ulang begitu banyak sampah dan mengekspornya ke negara lain. Akan tetapi, hidup mereka terancam ketika akhirnya perusahaan besar ikut campur dalam perdagangan sampah di Kairo.

Mokattam, sebagai desa sampah terbesar memiliki para pekerja sosial yang semuanya berhubungan dengan sampah. Di lansir dari Independent Lens dan RT documentary, mereka sehari-hari mendaur ulang semua jenis botol-botol dan kaleng-kaleng. Hingga, Mesir pun terkenal karenanya.

Mereka mendaur ulang hingga 80% sampah. Berbeda dengan negara lain yang hanya mendaur ulang 30% nya saja dan sisanya dikuburkan ditempat sampah.

Seiring waktu, para Zabbaleen dihadapkan dengan permasalahan perusahaan dari luar negeri yang mulai berdatangan, terutama dari Spanyol dan Italia.

Berangsur mereka mulai datang, berkembang dan mengontrak/mengambil alih perusahaan pembuangan limbah. Mirisnya, para Zabbaleen dianggap kuno.

Hal ini membuat geram para Zabbaleen karena perusahaan asing mulai menguburkan sampah-sampah, dan menjadikan kehidupan mereka terancam.

Garbage Dreams tayang perdana pada 27 April 2009 di Independent Lens, sebuah serial mingguan yang ditayangkan di PBS.

Garbage Dream juga meraih banyak penghargaan, diantaranya pada kategori Best Documentary Film di Hollywood Film Festival, Lone Star Film Festival, Landlocked Film Festival, Bermuda International Film Festival, Vail Film Festival, dan Ashland Independent Film Festival.

Sebagai untaian kisah nyata, film ini mengetuk hati kita perihal pentingnya keberadaan Zaballeen didalam kehidupan. Jangan sekali-kali memandang mereka rendah.

Puluhan ribu orang tinggal di Zabbaleen, di pinggiran Kairo, Mesir, mereka semua mencari nafkah dari mendaur ulang sampah seluruh ibukota.

Seluruh kota mereka praktis merupakan tempat pembuangan raksasa dan menyediakan hampir semua yang mereka butuhkan: mulai dari mainan anak-anak hingga makanan ternak.

Bahkan babi mereka memainkan peran penting dalam daur ulang limbah makanan. Yang terpenting dari semuanya, tempat pembuangan itu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat Zabbaleen.

Sungguh, mereka lebih baik daripada para pengemis jalanan yang hanya bisa meminta. Dengan sampah, mereka begitu mandiri dan dapat menyekolahkan anak-anak mereka.

Bolehlah sesekali kita berandai memiliki banyak komunitas para Zabballen di Indonesia. Bayangkan jika 1 desa ada 50-100 orang Zabballen, maka akan bersihlah desa itu.

Bukan hanya bersih, melainkan sehat, mandiri, dan maju. Sayangnya, banyak dari kita yang malu buang sampah pada tempatnya. Jangankan sampah kotor, bungkus permen saja seringkali berat tangan untuk mengambilnya. Huufh

Makin banyak baliho serta papan peringatan yang dipasang di tempat-tempat rawan sampah, makin banyak pula sampah yang  bertumpuk disana.

Kadang, tulisan-tulisan ancaman besar yang jelas-jelas terpampang besar dipapan tersebut diabaikan oleh perusak alam ini. Entahlah!

Apakah mereka tidak bisa baca? Tidak bisa melihat? Atau tidak punya hati? Atau berpura-pura tidak tahu? Dasar! Memiriskan hati saja.

Kadang, iri kita dengan kucing yang mau membuang "sampah". Para kucing saja diam-diam mencari tempat strategis untuk membuangnya dan tidak lupa menguburkan "sampah" mereka.

Pertama karena malu. Kedua karena tidak mau merusak alam, dan ketiga karena tidak mau menyusahkan makhluk lain.

Ya, itulah bijaknya kucing yang tidak perlu melulu harus disosialisasikan oleh dinas lingkungan hidup atau pakar-pakar cinta lingkungan lainnya.

Bagi sosok yang masih sering membuang sampah sembarangan, tempa saja jadi Zabbaleen!

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun