Sudah habis masanya jika kita ingin berjuang dengan bambu runcing dan berdarah-darah. Sudah habis masanya jika kita tetap ingin melawan penjajah dengan adu fisik dan kekuatan. Dan sudah habis masanya jika kita tetap mau bergerilya di ufuk fajar untuk menyerang penjajah.
Sekarang, penjajah  telah berevolusi untuk menghancurkan peri kemanusiaan bangsa secara perlahan. Penjajah telah menusuk pelan-pelan untuk merusak peri keadilan, hanya untuk menghancurkan bangsa ini dari dalam. Jujur, itu lebih menyakitkan dari sekedar mati di ujung bambu runcing.
Berkibarnya bendera merah putih menjadi salah satu bukti nyata kita telah merdeka. Masih kurang rasanya jika hanya kita kibarkan bendera saat upacara di sekolah atau saat hari-hari nasional saja.
Sejatinya, menatap kemerdekaan tidak cukup hanya dengan menatap bendera dan memberi penghormatan. Tidak pula cukup dengan menundukkan kepala seraya mengheningkan cipta. Serta tidak juga  cukup hanya  ikut bernyanyi  dan menghafal lagu-lagu nasional dan kemerdekaan. Dalam setiap peringatannya, ada nilai yang harus kita pertahankan dan kita perjuangkan.
Menjelang peringatan hari kemerdekaan yang tinggal menyisahkan beberapa hari lagi, biasanya kita memasang bendera merah putih di depan rumah. Adapula yang memasang baliho, spanduk, poster, pamplet, karangan bunga, hingga hiasan plastik/kertas minyak bewarnakan merah putih disetiap jalan. Tidak lupa, banyak pula gapura-gapura cantik yang berhiaskan bambu runcing.
Begitupun halnya dijalan, beberapa masyarakat akan turun untuk meminta donasi kepada setiap orang yang lewat. Seribu dua ribu rupiah  akan sangat berguna dan mereka balas dengan senyuman. Bagaimana tidak, puncak perayaan 17-san di setiap daerah selalu meriah dan juga butuh dana.
Jika telah tiba hari kemerdekaan, akan banyak kegiatan-kegiatan perayaan menyambut kemerdekaan. Uniknya, setiap desa/daerah memiliki cara tersendiri. Ada yang mengadakan lomba-lomba mulai dari balap karung, balap kelereng, makan krupuk, tangkap belut, perang bantal, hingga panjat pinang. Adapula masyarakat yang mengumpulkan hasil panen untuk dibagi-bagikan dan dinikmati bersama.
Instansi pemerintah pula tidak kalah saing. Mereka juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan sekolah untuk memeriahkan kemerdekaan. Kegiatannya mulai dari upacara 17-san, gerak jalan tiap sekolah, pakaian adat, miniatur kemerdekaan, solosong, bazar, hingga pameran menyambut kemerdekaan pun tidak luput dari pelaksanaan. Ini  adalah bukti apresiasi bangsa terhadap kemerdekaan negara Indonesia.
Hakikat Kemerdekaan
"Merdeka adalah bebas. Merdeka berarti membebaskan segala belenggu akal pikiran daripada ketakutan selain kepada Allah" @Ustadz Abdul Somad
Kebebasan ini pula mengandung arti bahwa kita berhak mengembangkan diri kita, berhak memajukan negara kita, dan berhak mengapresiasi diri kita tanpa harus berperang dengan penguasa.
Negara yang merdeka berhak untuk berkembang dan maju tanpa harus ada otoritas yang keras dan menyiksa bangsa. Dimasa sekarang ini, bukti kemajuan negara yang merdeka adalah semakin kuatnya cinta tanah air, persatuan, dan kesatuan bangsa. Intinya adalah, kita tegakkan lagi Pancasila sebagai filosofi negara walau dengan rintangan krisis adab.
Dengan berkibarnya bendera merah putih didepan rumah atau disetiap sudut pandang mata, kita harusnya bisa merenungkan dan mensyukuri "kebebasan" yang kita miliki saat ini. Berkibarnya bendera merah putih telah mewakili perjuangan pahlawan kita dimasa lalu. Dan kita bertugas untuk melanjutkannya.
Jangan sampai negara yang bertajuk "kesatuan" ini terpecah karena konflik internal, permusuhan, dan gangguan dari bangsa luar. Sejatinya, sesekali kita perlu keras dan memekikkan kata "bersatu" ditelinga setiap warga negara. Agar mereka tidak lupa bersyukur dengan keadaan saat ini.
Mari kita kibarkan bendera merah putih mulai hari ini. Atau bisa kita sempatkan waktu untuk menghiasi rumah dengan pagar bambu bercatkan merah putih. Jika kita adalah guru, jangan lupa kobarkan semangat nasional kepada siswa dengan pekikkan lagu-lagu kemerdekaan. Jika kita adalah pejabat, maka ramaikanlah jalan dengan tanda syukur berupa baliho-baliho kemerdekaan.
Kita bina kembali persatuan dan kesatuan bangsa dengan membangkitkan cinta tanah air. Dan tentunya, semoga kita diberi umur panjang untuk bisa terlibat langsung dalam perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke 74 nanti.
Salam semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H