Geram sih, tapi apa daya. Akun yang menyerang Annisa telah berafiliasi dengan salah satu partai politik. Buzzer pun mulai menggoreng isu ini menjadi besar. Seolah-olah menentang Kapolri setelah pemerintah DKI Jakarta memasang batas beton bagi pengguna sepeda di jalan utama Jakarta tersebut beberapa waktu lalu.
Padahal, mbak Annisa sama sekali tidak menyinggung atau menyebutkan nama siapapun, apalagi nama Kapolri. Tiba-tiba kok disalahkan gitu? Jadi, sama sekali tidak ada serangan Annisa ke Kapolri. Apalagi Kapolri sama sekali tidak menyebutkan kata "bongkar".
Tolong dong penguasa. Jangan gitu-gitu amat sama kami pengguna sepeda. Memangnya kami tidak membayar pajak? Bayar kok. Meski barang yang kami pakai tidak dikenakan pajak dan masuk ke kas Negara. Tapi tiap tahun, rata-rata pengguna sepeda juga miliki kendaraan bermotor membayar pajak juga kok.
Sangat disayangkan jalur sepeda yang ditujukan sebagai bagian mendukung upaya hidup sehat dengan berolahraga. Khususnya di masa pandemi covid-19, tentu ikut menciptakan lingkungan yang lebih sehat karena mengurangi polusi udara yang berasal dari pembuangan udara penggunaan kendaraan bermotor. Yang jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari.
Kita ingin mendukung pemerintah untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi yang digantikan menggunakan roda dua tanpa mesin seperti sepeda ini. Sekarang malah disalah tafsirkan, seakan-akan memberikan eksklusifitas kepada pengguna sepeda. Alasannya pun tak masuk akal, hanya karena munculnya komunitas sepeda premium seperti seli dan roadbike.
Sehingga kemudian sampai ada anggota Dewan yang terhormat yang mengusulkan untuk dibongkar karena dianggap eksklusif dan memberikan hak istimewa bagi pengguna sepeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H