Perjalanan tidak harmonis berlanjut setelah Partai Golkar berhasil rebut hati masyarakat Minangkabau di pemilu 1955 hingga Pileg 1999 dan 2004 . Partai Demokrat ikut disenangi masyarakat Minang di saat pemilu 2009 hingga 2014 lalu beralih ke Partai Gerindra hingga sekarang ini.
Sebagai partai baru, Gerindra mampu curi perhatian masyarakat Minang karena janji-janji manis sang Ketua Umum Prabowo saat ikut berkontes di Pilpres 2014. Namun gagal karena kalah suara dari pulau lainya yang cenderung kepada PDIP yang kala itu peserta yang diusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bersama Jusuf Kalla.
Bicara kedekatan masyarakat Minang Kabau dengan Partai Demokrat sangat menarik untuk diulas. Sebab, Presiden ke 6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhyono atau SBY terlebih dulu membangun infrastruktur di daerah Sumatera Barat. Salah satunya jembatan terpanjang Kelok Sembilan. Jalan penghubung Sumatera Barat dengan Riau.
Jadi apa yang dikatakan Puan Mahari soal Provinsi Sumatera Barat tidak Pancasilais sangatlah salah. Â Sebagaimana ungkapan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono pada artikel berjudul "Memerdekakan Negeri dari Krisis Pandemi" di perayaan HUT RI ke 75 lalu pahlawan asal Minangkabau sangat banyak membantu Republik Indonesia untuk menang dari penjajah.
Sebagaimana pesan Tan Malaka, "idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda". Hal ini sangat fundamental, karena akurasi dan efektivitas setiap kebijakan publik dan eksekusinya di tingkat lapangan, akan sangat berarti dan menentukan bagaimana arah nasib bangsa Indonesia ke depan.
Jadi sebagai pejabat Negara dan politisi jangan asal berucap menyinggung perasaan rakyat!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H