Mohon tunggu...
Ozzi Traveler
Ozzi Traveler Mohon Tunggu... Jurnalis - manusia biasa suka jalan-jalan

Jurnalis, Penulis, Traveler

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inflasi, Deflasi, dan Resesi, 3 "Si" yang Hantui Rakyat

4 Agustus 2020   18:14 Diperbarui: 4 Agustus 2020   18:11 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah jadi rahasia umum bila laju inflasi hingga Juli 2020 cukup rendah bahkan mengalami minus atau deflasi. Inflasi tahunan (year on year/yoy) Juli 2020 terhadap Juli 2019 tercatat hanya 1,54 persen. Angka tersebut tercatat menjadi yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Analisa ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto belum lama ini.

Jadi tak salah bila banyak yang menduga Indonesia akan segera menyusul Negara yang sudah mengalami kemerosotan ekonomi atau resesi ekonomi kuartal ke II di tahun 2020. Apalagi kalau bukan karena wabah Covid-19.

Negara yang lebih dulu terkena resesi seperti Amerika, Korea Selatan, Singapura dan Hongkong masih beruntung dibanding Indonesia. Karena Apa? Negara-negara tersebut memiliki perekonomian yang sudah mapan. Indonesia? Negara baru berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah India dan Cina.

Seperti biasa, menjadi alasan klasik karena ekonomi nya terus digerogoti para penjahat kerah putih (koruptor) yang tak berhenti mencuri dan memakan uang rakyat.

Korupsi di mana-mana, pelakunya pun hingga kini masih banyak berkeliaran di luar sana. Lagi-lagi wabah virus corona dijadikan alasan atau kambing hitam dari para elit. Masyarakat yang berada di akar rumput hanya bisa pasrah. Menerima kenyataan bila Indonesia mengalami inflasi dan deflasi yang bisa mengalami resesi seperti Negara-negara maju.

Pada data BPS dikatakan bahwa Januari 2020, inflasi tahun kalender sebesar 0,39 persen atau masih dalam angka  normal. Namun, tingkat inflasi turun perlahan mulai Februari 2020 akibat wabah virus corona yang terus meluas dan dinyatakan masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020.

Lalu, hubungan antara inflasi dan deflasi dengan resesi ekonomi?

Sebagai orang awam, politik itu memang sulit untuk ditebak. Tak sesusah permainan puzzle atau teka teki silang yang dijual banyak di warung-warung dekat rumah.

Semua sektor terlibat atas kemerosotan rupiah dan perekonomian tanah air. Polemik kekacauan ini disebabkan lemahnya kepemimpinan Presidennya yang dianggap lambat dalam menangani Covid-19 di awal kedatangnya.

Berawal dari salah mengambil keputusan dalam memutus mata rantai penyebaran virus hingga tidak konsistennya pemerintah untuk menjalankan kebijakan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

Tentu kita ingat awal kebijakan yang dipilih oleh Presiden kala itu. Pembatasan Sosial Berskala Besar dipilih karena masyarakat tidak siap menjalankan karena alasan nafkah. Susah mendapatkan uang bila pemerintah mengambil kebijakan mengunci wilayah atau lockdown. Hingga kebijakan tersebut berakhir dan berubah ke new normal atau kebiasaan normal.

Lalu bagaimana jalan keluarnya? Hanya ahli ekonomi yang mengerti. Biarkan saja para berdasi yang berada di sekitar istana saja yang memikirkan. Kita hanya rakyat biasa yang sudah terbiasa dibohongi dan dibodohi oleh penguasa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun