Mohon tunggu...
Ozan Damansara
Ozan Damansara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang memiliki hobi traveling sekaligus menulis berita tentang tempat yang sudah saya kunjungi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Begini Proses Pembuatan Berita di Radar Pekalongan

4 Desember 2024   16:49 Diperbarui: 4 Desember 2024   17:00 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Radar Pekalongan merupakan salah satu media yang berbasis di Pekalongan, Jawa Tengah, yang menyajikan informasi terkini dan berbagai topik yang relevan bagi masyarakat di sekitar karesidenan pekalongan. Sebagai bagian dari ekosistem media digital, Radar Pekalongan tidak hanya berfokus pada penyampaian berita, tetapi juga mengadopsi teknologi dan prinsip manajemen yang efisien untuk mengelola informasi. Dalam hal ini, penerapan prinsip manajemen sistem informasi menjadi aspek penting untuk menjaga kualitas dan kecepatan distribusi berita serta pengelolaan sumber daya yang ada.


Radar Pekalongan, sebagai media online, mengumpulkan data berita dari berbagai sumber, baik itu reporter internal maupun berbagai informasi yang diterima dari masyarakat. Dengan menggunakan sistem informasi yang terstruktur, data yang diterima diproses dan dikelompokkan agar mudah diakses oleh tim redaksi untuk dikembangkan menjadi berita yang layak tayang.


Pemimpin perusahaan Radar Pekalongan, Pak Rozikin, menjelaskan bahwa penerbitan berita di Radar Pekalongan melalui proses evaluasi yang ketat. Proses ini dimulai dari penugasan wartawan untuk meliput suatu berita. Setelah berita selesai ditulis, jika berita yang di bawakan wartawan kurang jelas maka tim redaktur akan menghubungi serta mempertanyakan bagaimana proses pengambilan berita tersebut, jika dirasa dalam pengembilan informasi berita kurang lengkap atau kurang jelas, maka tim redaktur tidak mempublish berita tersebut. "Redaktur akan memastikan kredibilitas narasumber dan memahami proses kronologis yang dilakukan wartawan," ujar Pak Rozikin.


kemudian dalam proses editing seorang Redaktur memeriksa struktur berita dan mengajukan pertanyaan kepada wartawan jika ada informasi yang diragukan. Untuk berita konflik, redaktur memastikan adanya narasumber dari kedua belah pihak agar berita yang diterbitkan berimbang. "Jika tidak ada konfirmasi dari kedua narasumber, kami tidak akan mempublikasikan berita tersebut," tegasnya. Jika dinilai sudah tidak ada lagi hal yang kurang atau perlu di perbaiki, maka kemudian masuk dalam fase pasca-produksi, seorang redaktur menerbitkan berita yang dibuat oleh wartawan.


Dalam hal regulasi penayangan konten, Radar Pekalongan selalu berpegang pada kode etik jurnalistik. "Kami memberitakan fakta, bukan opini. Apa yang dikatakan oleh narasumber, itulah yang kami sampaikan. Kami tidak bisa memastikan apakah orang tersebut jujur atau tidak, tetapi kami fokus pada apa yang dia ungkapkan," jelas Pak Rozikin.


Radar Pekalongan berkomitmen untuk menyajikan berita secara apa adanya sesuai dengan fakta di lapangan. Proses evaluasi yang ketat dan kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik menjadi kunci menjaga kredibilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap media ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun