Mohon tunggu...
Ozan Damansara
Ozan Damansara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang memiliki hobi traveling sekaligus menulis berita tentang tempat yang sudah saya kunjungi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mengenal Sentra Pembuatan Batu Bata di Desa Cepagan Warungasem

15 November 2023   10:16 Diperbarui: 17 November 2023   06:16 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     BATANG - Desa Cepagan merupakan desa yang terletak di kecamatan warungasem kabupaten Batang jawa tengah. desa ini terletak di bagian barat dari pusat pemerintahan kota Batang, letak desa yang berada di antara jalur penghubung antara Bandar dan kota pekalongan membuat desa Cepagan bisa di katakan cukup strategis.Wilayah desa Cepagan yang masih di dominasi oleh lingkungan persawahan dan belum begitu padat penduduk, hal ini yang di manfaatkan oleh bapak Suharto untuk memulai usaha pembuatan sentra batu bata di desa ini. Sejak awal berdiri di tahun 1993 terhitung sudah 30 tahun sentra pembuatan batu bata ini berdiri sampai saat ini. Kemudian pak Suharto mengajak bapak Kodri untuk menjadi rekan bisnisnya. Tugas dari pak kodri adalah memastikan jalannya pembuatan batu bata dari awal proses percetakan sampai akhir proses pembakaran.

       Pada awal pembuatannya pak Kodri menggunakan bahan dasar yang di ambil dari tanah yang berada di sekitar lokasi industri, tetapi seiring dengan berjalanya waktu dan semakin banyak jumlah permintaan yang datang, pak kodri memutuskan untuk menggunakan bahan dasar tanah liat yang di datangkan dari desa Krompeng kecamatan Talun. Faktor lain yang menjadi pertimbangan ialah karena tanah liat yang diambil dari desa talun di rasa lebih padat dan berisi dari pada tanah yang di ambil dari sekitar lokasi industri.

 Proses pembuatan batu batu perlu melibatkan beberapa orang agar pengerjaanya berjalan efisien sehingga dapat menekan jumlah produksi, produksi akan terus berjalan seiring dengan cuaca yang cerah di musim panas, panas matahari di perlukan untuk proses pengeringan. Semakin panjang musim kemarau maka semakin banyak jumlah batu bata yang di produksi. Dan sebaliknya, semakin panjang musim hujan maka semakin menurun pula jumlah batu bata yang di produksi.

 Pak Kodri menuturkan bahwa dalam pembuatan batu bata di perlukan 3 bahan dasar yaitu; tanah liat, air, dan gabah. Ketiga bahan tersebut kemudian dijadikan satu kemudian di aduk sehingga tercipta menyerupai adonan tanah liat. Diamkan adonan tersebut selama satu hari agar gumpalan tanah liat yang masih keras atau kering dapat menjadi basah atau lembab dengan merata, sehingga menciptakan batu bata yang berkualitas.

 Keesokan harinya setelah proses pelembaban selesai, adonan tanah liat tersebut di letakan di dalam sebuah cetakan batu bata bata, dimana menariknya di dalam cetakan tersebut sisi yang melekat dengan adonan tanah liat itu terbuat dari kaca, sehingga antara tanah liat dengan cetakan tidak saling menempel pada saat pelepasan cetakan. Kemudian jemur adonan yang sudah di cetak di bawah sinar matahari, untuk penjemuran tergantung kondisi cuaca dan panas matahari, jika panas terik satu hari sudah cukup untuk fase pengeringan.

 Batu bata yang sudah kering di susun di suatu tempat yang sudah di sediakan dimana nantinya dari penyusunan tersebut akan berlanjut ke proses pembakaran. Untuk proses penyusunan tersebut terdapat perbedaan cara penyusunan antara di daerah Comal dan di daerah Warungasem, yang mana cara penyusunan batu bata di daerah Comal dan sekitarnya menggunakan cara menyusun menyerupai piramid atau pola penyusunan bertingkat, untuk cara penyusunan batu bata di daerah Warungasem menggunakan cara penyusunan datar di bagian atas atau dengan ujung yang vertikal.

 Penyusunan batu bata yang sudah keringkan tidak di lakukan dengan sembarangan, terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penyusunan pola batu bata agar nanti nya di saat proses pembakaran berlangsung batu bata dapat terbakar secara merata sehingga menghasilkan batu bata yang sempurna, penyusunan harus memperhatikan arah arah fentilasi menguapnya api dengan membuat rongga-rongga di setiap spasi antara batu bata satu dengan lainya. Di bagian dasar penyusunan setiap 15cm. Di bentuk semacam terowongan kecil untuk nantinya di gunakan sebagai tempat di letakanya kayu-kayu dalam proses pembakaran.

Api dalam proses pembakaran harus tetap menyala dengan sempurna, jika dirasa api sudah mulai mengecil maka seorang pembakar akan menambahkan kayu-kayu yang baru ke dalam terowongan kecil tersebut, hal itu dilakukan terus menerus sampai di rasa seluruh batu bata sudah mulai memerah, untuk kayu yang di gunakan biasanya menggunakan kayu sengon karena untuk menekan biaya pengeluaran modal karena harga kayu sengon di rasa lebih rendah dari kayu-kayu lainya. dalam proses pembakaran di perlukan waktu dua hari dua malam. Jumlah batu bata dalam satu kali proses pembakaran biasanya berjumlah antara 24.000 sampai 26.000 batu bata.

Pak Kodri tidak melakukan banyak cara dalam usaha memasarkan batu bata miliknya, dengan cara mempertahankan kualitas barang miliknya maka konsumen akan datang dengan sendirinya karena pengaruh informasi yang datang dari mulut ke mulut. Beliau tidak memproduksi barang sesuai dengan pesanan, ada pesanan ataupun tidak sentra pembuatan batu bata ini akan terus memproduksi barang selama cuaca masih bersahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun