Mohon tunggu...
Siti DianFahroza
Siti DianFahroza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis, saya tertarik dengan isu" politik di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sistem Politik dalam Implementasinya Menghadapi Masalah Kebijakan Pemerintah

13 Juni 2024   07:56 Diperbarui: 13 Juni 2024   07:58 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Prinsip-prinsip utama dalam demokrasi meliputi supremasi hukum, hak asasi manusia yang dijamin, perlindungan minoritas, dan pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem politik demokratis juga menekankan pentingnya akuntabilitas pemerintah terhadap rakyatnya, dengan mekanisme pengawasan dan transparansi yang memungkinkan pengambilan keputusan yang akuntabel dan bertanggung jawab. Dalam demokrasi, kebebasan, kesetaraan, dan keadilan dianggap sebagai nilai-nilai inti yang harus dipelihara dan ditegakkan dalam semua aspek kehidupan politik dan sosial.

Otoriter

Sistem politik otoriter adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan dipusatkan pada satu individu atau kelompok kecil, yang cenderung menggunakan kontrol ketat dan represif untuk mempertahankan kekuasaan. Dalam sistem otoriter, hak-hak sipil dan politik sering kali dibatasi, dan partisipasi politik terbatas atau bahkan ditekan sama sekali. Kebijakan dan keputusan sering kali dibuat secara unilateral oleh pemimpin otoriter tanpa melibatkan proses demokratis atau konsultasi publik yang signifikan.

Rezim otoriter cenderung menggunakan berbagai alat untuk memperkuat kendali mereka, termasuk sensor media, penangkapan dan penahanan terhadap lawan politik, serta pembatasan terhadap kegiatan kelompok-kelompok masyarakat sipil yang independen. Dalam lingkungan otoriter, hak asasi manusia sering dilanggar, dan oposisi politik atau kritik terhadap pemerintah dapat menghadapi konsekuensi serius. Dengan demikian, sistem politik otoriter sering kali tidak memenuhi prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan, kesetaraan, dan akuntabilitas pemerintah.

Monarki

Monarki adalah sistem politik di mana kekuasaan tertinggi berada pada seorang monarki atau raja-raja, yang posisinya diturunkan secara turun-temurun melalui garis keturunan. Dalam monarki, raja atau ratu merupakan kepala negara yang memiliki peran simbolis dan sering kali memiliki kekuasaan yang terbatas, tergantung pada jenis monarki yang ada. Terdapat dua jenis utama monarki: monarki konstitusional dan monarki absolut. Monarki konstitusional, yang ditemukan di negara-negara seperti Inggris dan Jepang, memberikan kekuasaan kepada raja atau ratu sebagai kepala negara, sementara kekuasaan pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh pemerintah terpilih dan parlemen. Di sisi lain, monarki absolut memberikan kekuasaan tertinggi sepenuhnya kepada monarki, yang memiliki otoritas penuh atas pemerintahan dan pengambilan keputusan tanpa ada batasan dari konstitusi atau lembaga pemerintahan lainnya.

Peran monarki dalam masyarakat sering kali melekat dengan tradisi, simbolisme, dan representasi nasional. Monarki sering kali memiliki fungsi seremonial yang penting, seperti pelaksanaan upacara-upacara kenegaraan, pembukaan parlemen, atau perwakilan negara dalam acara-acara internasional. Meskipun beberapa monarki mungkin memiliki kekuasaan politik yang terbatas, keberadaan monarki dalam banyak negara sering kali memberikan kestabilan politik dan identitas nasional yang kuat.

Sistem Politik Campuran

Sistem politik campuran, juga dikenal sebagai sistem politik semi-demokratis atau hibrida, merupakan kombinasi dari elemen-elemen demokratis dan otoriter dalam struktur politik suatu negara. Dalam sistem politik campuran, terdapat beragam tingkat partisipasi publik dan kebebasan politik, yang bervariasi tergantung pada konteks historis, budaya, dan politik negara tersebut. Sementara beberapa aspek kehidupan politik mungkin mencerminkan prinsip-prinsip demokratis seperti pemilihan umum yang relatif bebas dan kebebasan berpendapat, aspek lainnya mungkin cenderung otoriter dengan adanya pembatasan terhadap kebebasan sipil dan politik, serta kendali yang kuat dari pemerintah terhadap institusi-institusi kunci.

Sistem politik campuran dapat mencakup berbagai bentuk, mulai dari monarki konstitusional dengan parlemen yang berfungsi penuh hingga rezim otoriter dengan beberapa elemen demokratis yang terbatas. Contoh negara-negara dengan sistem politik campuran termasuk Rusia, Turki, dan Venezuela, di mana terdapat campuran dari praktek demokratis dan otoriter yang berdampak pada dinamika politik yang kompleks dan seringkali tidak stabil. Dalam sistem politik campuran, pertarungan antara kekuatan otoriter dan aspirasi demokratis sering kali menjadi ciri khasnya, dengan pengaruh dari kedua spektrum ini membentuk jalannya kebijakan dan arah politik negara tersebut.

Pengaruh Sistem Politik Terhadap Proses Pembuatan Kebijakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun