Tapi saya pun setuju, dulu di periode pertama beliau sebagai gubernur, beliau ingin menghidupkan lagi kejayaan pelabuhan sabang sebagai pelabuhan internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut beliau membangun jalan, waduk, saluran irigasi, dan pembangkit listrik alternatif seperti panas bumi di pelosok demi meningkatkan produk domestik.yang mana pada akhirnya akan mengundang kapal-kapal internasional untuk berlabuh di pelabuhan sabang. Beliau sadar nggak akan kapal-kapal itu mau sandar kalo ngga ada barang yang dibawa pulang. Beliau ingin bernostalgia dengan jaman jayanya cengkeh dulu. Kapal-kapal asing membawa barang dari luar negeri, hongkong singapur dll. Pulangnya mereka membawa cengkeh hasil bumi dari aceh. Sebuah visi yang manis ya kan?
Hanya saja belum terwujud karena disamping belum kelarnya pembngunan infrastruktur, juga belum adanya komoditas-komoditas yang bernilai ekspor yang di produksi. Ada sawit, tapi saya liat mereka cenderung kirim ke medan. Mungkin karena masih gak karuan di pelabuahan sabang makanya mending kirim ke belawan. Atau mungkin emang mungkin lebih dekat ke medan kalo dari perkebunn yang berlokasi Aceh Barat-Selatan. Selain sawit kayak karet, cengkeh, belum ada kayaknya. Jadi kalau pun pelabuhan beres, tetep belum ada bunga yang mengundnng lebah-lebah itu datang.
Tapi itu cuma analisa saya bahwa program beliau hendak me-go internasional-kan aceh setelah saya wow mendengar beliau mau bikin pesawat di aceh berdasarkan kronologi yang saya sebutkan tadi. Yang sebenarnya saya nggak tau tapi sok tau.
He he he.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H