Mohon tunggu...
Dhiya'u Shidiqy
Dhiya'u Shidiqy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"golek sejatine urip lan urip kang sejati"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Demam" Drama India, di Balik Rating dan Trending yang Membahayakan

11 Januari 2015   19:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:22 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini dalam jangka aktu kurang lebih satu tahun, masyarakat di tanah air tengah dilanda "demam" serial drama India. Televisi-televisi swasta di Indonesia banyak menayangkan serial drama India dengan berbagai daya tarik ceritanya. Mulai dari cerita yang singkron dengan cerita di tanah air, seperti Mahabarata dan Ramayana, maupun cerita-cerita India yang lain yang kurang dan bahkan tidak familiar di negeri ini.

Kemunculan drama India kurang lebih satu tahun ini di awali oleh kisah Baratayuda antara Kurawa dan Pandawa yang terkemas oleh serial drama Mahabarata yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta. Fenomena Mahabarata yang banyak diterima oleh kalangan masyarakat membuata televisi swasta yang menayangkan tersebut menggelontorkan drama-drama India lain dengan berbagai judul untuk ditayangkan pada masyarakat Indonesia. Respon dari masyarakat pun positif hingga akhirnya televisi swasta yang lainnya tergiur untuk menayangkan serial drama India juga. Akhirnya drama India pun kini telah banyak ditayangkan oleh berbagai televisi swasta di negeri ini dengan berbagai judul dan tema.

Jika kita mau mengkaji tentang fenomena ini, apa yang menjadikan serial drama India disukai oleh masyarakat dan stasiun televisi swasta di Indonesia?, mari kita kaji bersama. Awal kemunculan serial drama India satu tahun ini di mulai oleh kisah Mahabarata, kisah yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Respon masyarakat terhadap Mahabarata sangat tinggi hingga Mahabarata memiliki rating teratas di stasiun televisi yang menayangkannya. Selain jalan cerita di balik kisah Mahabarata, daya terik lainnya adalah pemerannya. Aktor dan artis yang baik rupa dalam serial itu adalah daya pikat yang luar biasa terhadap penonton di tanah air. Hingga pada akhirnya banyak serial drama India yang ditayangkannya selain Mahabarata.

Dalam ilmu trategi pemasaran, ada dua langkah utama dalam menciptakan sebuah produk yaitu mengikuti trend atau menciptakan trend. Tanpa kita sadari dan kita ketahui, pihak-pihak televisi di Indonesia selalu menganalisis respon dari setiap tayangannya. Dengan penayangan serial Mahabarata yang ternyata mendapat respon yang sangat luar biasa, tanpa kita sadari dan ketahui sejatinya televisi yang menayangkan tersebut tengah menciptakan trend dan bahkan merubah trend yang sudah ada. Trend yang ia ciptakan adalah trend serial drama kolosal India. Karena trend baru telah tebentuk, maka stasiun televisi memanfaatkan trend tersebut dengan mengikuti trend yaitu turut menayangkan serial drama kolosal India. Dan hasilnya, setiap drama yang ditayangkan selalu memiliki rating yang sangat tinggi hingga mendatangkan berbagai sponsor iklan.

Yang perlu kita kaji adalah apakah trend itu selalu baik dan membawa kebaikan? dan mengapa harus serial luar negeri, kenapa tidak dalam negeri? Okelah, untuk Mahabarata dan Ramayana adalah cerita yang sudah lama terkenal di Indonesia dan memiliki sangkut paut dengan kehidupan negeri ini. Sedangkan untuk serail-serial India yang lain, adakah sangkut pautnya dengan negeri ini? Hampir semua masyarakat tidak mengenal kisah-kisah tersebut karna tak memilki sangkut paut dengan negeri ini. Jadi sejatinya kita ini tidak mengenalnya melainkan dikenalkan dan akhirnya suka. Lantas, di saat masyarakat Indonesia tengah lupa oleh berbagai cerita dan dongeng negerinya, mengapa tidak cerita-cerita dalam negeri yang kita jadikan trend? Bagi stasiun televisi, apakah yang membuat hati anda rela menjadikan cerita luar negeri lebih tenar daripada cerita-cerita dalam negeri? apalagi yang membumingkan serial-serial India adalah televisi yang dulu ketika PILPRES merupakan salah satu pendukung CAPRES yang sangat mengusung kekuatan dalam negeri dan anti pada kolonialisme luar, ironi bukan?

Dalih utama para stasiun telivisi swasta adalah rating. Ketika rating tinggi atau banyak masyarakat yang tengah menonton, itu berarti masyarakat dari berbagai pilihan acara televisi lebih memilih menonton serial drama India hingga akhirnya suka pada acara tersebut. Jadi hal tersebut murni pilihan dari masyarakat. Benarkah masyarakat memang memilih? memilih atau dipilihkan? Saya rasa masyarakat telah dipilihkan oleh stasiun televisi. Memang pilihan itu didasari oleh rasa suka, itu berarti masyarakat telah suka pada serial India. Namun bukan berarti kesukaan masyarakat itu menajadikan hal yang dipilihnya menjadi hal yang terbaik dalam dirinya. Misalnya, berjualan buku Matematika dan buku porno di kantin SD, kira-kira buku apa yang paling laris? ketika buku porno laris, berarti anak SD suka pada buku porno, namun apakah itu adalah hal terbaik dalam dirinya? seperti juga dengan kasus ini.

jadi yang perlu kita renugkan dan ketahui lagi adalah laris, disukai, ngetrend dan rating tinggi sebuah acara televisi  bukanlah jaminan acara tersebut membawa kebaikan dan mendidik, melainkan hanya membawa kesenangan semata. Dan berhati-hatilah terhadap segala sesuatu yang menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun