Mohon tunggu...
Salimun Abenanza
Salimun Abenanza Mohon Tunggu... Administrasi - di sini maka di sana

seorang anak dari negeri beruang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yang Harus Meminta Maaf

15 November 2015   17:27 Diperbarui: 15 November 2015   17:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak derita tertebar. Mencabik punggung, kepala, dan kulit-kulit dunia. 

Alur darah memancing marah yang selalu diminta, dicerca, dan dibenci.

Entah kapan bisa meminta maaf? Pada setiap tangan yang hilang?

Akhir jalan yang semakin buruk, semakin banyak kata perpisahan yang harus dipaksakan.

Pidato kedamaian bagai sobekan kertas kecil,  terpisah dari perpustakaan yang menyimpan universalitas yang sok bebas.

Entah bagaimana bisa meminta maaf? Saat salah ditempatkan dalam penjara yang salah.

Walau tak ikut membangun jejak, kenapa nasib terhakim langsung.

Pintu telah terbuka dan ada banyak derita tertebar di dalamnya. Kunci di tangan.

.

Silahkan pergi dan bertanya

Siapa yang harus meminta maaf?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun